Paser (ANTARA) - Tugu Usuk Bulau yang berarti tugu pucuk emas, pada Kamis (26/12), diresmikan Bupati Paser Yusriansyah Syarkawi.
Tugu yang berada di jantung kota Tanah Grogot ini dibangun tepat di tengah-tengah simpang lima, menghubungkan jalan protokol Jenderal Sudirman, Plaza Kandilo, Jalan Modang dan Jalan Hasanuddin.
Berdirinya tugu itu kata Bupati Paser Yusriansyah, menjadi ciri khas baru bagi daerah paling selatan di Propinsi Kalimantan Timur ini.
"Tugu ini ke depan menjadi ikon baru Kabupaten Paser," ujar Yusriansyah.
Dulu, Paser dikenal dengan sebutan Daya Taka, atau dalam bahasa Paser usaha kita, kata Yusriansyah, dengan adanya tugu yang baru ini, akan lebih dikenal lagi sebagai Kabupaten Usuk Bulau.
"Dan (nama tugu ini) akan tercatat dalam dokumen-dokumen resmi serta mesin-mesin pencarian situs jaringan online.
Paser sedang dalam perjalanan membuat peradaban, yang akan diingat selalu dari generasi ke generasi," jelas Bupati.
Memakan biaya sebesar Rp1,8 miliar lebih, tugu ini dibangun dengan mengusung ornamen-ornamen kedaerahan, yang menjadi filosofi masyarakat Paser.
Diantaranya Mastogok yang menggambarkan keluhuran budi, 10 cincin emas lambang 10 kecamatan di Paser serta pilar motif kayu ulin yang dipercayai sebagian masyarakat setempat sebagai pohon yang memiliki magis yang kuat.
Tidak ketinggalan pula dilukiskan pada tugu ini lambang Parasamya, penghargaan yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah yang telah berhasil dalam pembangunan.
Dan penghargaan terbaru yang diterima Paser tahun ini, Sertifikat Adipura, juga dilukiskan pada tugu ini.
"Moto paser, 'Olo manin aso buen si olo ndo' juga disertakan dalam tugu ini. Artinya 'hari esok Paser lebih baik daripada hari ini' selalu menjadi motivasi kita untuk selalu berusaha lebih baik," ungkap Yusriansyah. (*)