Sangata (ANTARA News Kaltim) - Sebanyak 50 murid TK Tunas Bangsa di Desa Swargabara, Kecamatan Sangata Utara, Kalimantan Timur, harus belajar di bawah tenda karena gedung sekolah mereka habis dilalap api, pada Minggu (15/1) sekitar pukul 16.00 Wita.
"Akibat kebakaran yang menghabiskan seluruh bangunan sekolah yang terbuat dari bahan kayu tersebut, kami terpaksa mendirikan tenda darurat untuk aktivitas belajar," kata Wakil Ketua Taman Kanak-kanak (TK) Tunas Bangsa, Heni Purwandiyah, Rabu.
Menurut Heni Purwandiyah, meskipun hanya belajar di bawah tenda darurat sejak Senin (16/1), kegiatan belajar tetap berjalan seperti biasa. "Kebakaran hanyalah musibah, sedangkan pelajaran tidak boleh berhenti," katanya.
Hanya saja, kebakaran yang menghanguskan seluruh bangunan dan isinya termasuk arsip sekolah, itu juga berdampak pada psikologi anak-anak, karena sampai hari ini masih banyak yang belum masuk sekolah, katanya.
Banyak orangtua anak-anak yang melapor dan mengirim pesan pendek (SMS) kepada guru, kalau anak-anak mereka belum mau masuk sekolah, takut peristiwa naas itu terulang. Karena saat kejadian banyak anak-anak bermain disekitar, dan menceritakan kepada rekan-rekannya.
"Hari ini hanya 20 anak yang masuk sekolah, sisanya 30 anak belum berani masuk sekolah," kata Heni Purwandiyah.
Heni Purwandiyah mengatakan, sudah dua hari ini mendirikan tenda untuk belajar, namun belum ada aparat Dinas Pendidikan yang meninjau lakasi kebarakan.
Sejak kebakaran itu, Ibu Norbaiti, istri Bupati Kutai Timur memberi bantuan untuk aktivitas selama belajar menggunakan tenda darurat, katanya.
"Kami juga heran apa penyebab kebakaran ini, tidak ada aliran listrik dan tidak ada kompor, tapi kok kebakaran. Namun peristiwa ini sudah kami laporkan ke Polisi untuk diusut, dan saat ini sudah di pasangi garis polisi," katanya.
Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Wilayah Kutai Timur Heri Purwanto mengatakan, sudah berupaya mencari tempat sementara dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kutai Timur untuk menggunakan satu ruangan di SD 003 Sangatta Utara.
"Sampai sekarang belum ada informasi apakah bisa menggunakan gedung SD atau tidak. Kami juga minta polisi mengusut agar diketahui penyebabnya apakah terbakar atau dibakar," katanya. (*)