Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Kota Samarinda menilai lonjakan harga bawang putih di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yang terjadi dalam sepekan terakhir adalah ketidakwajaran dan terindikasi adanya permainan oleh oknum pedagang besar.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, Marnabas kepada awak media di Samarinda, Kamis, menjelaskan untuk mengantisipasi lonjakan harga salah satu bumbu dapur tersebut, Pemerintah Kota Samarinda telah melakukan operasi pasar dengan menurunkan stok 16 ton bawang putih.
"Kebutuhan bawang putih di Kota Samarinda per harinya adalah 1,2 ton, artinya ketika kami gelar operasi pasar kemarin dengan 16 ton, seharusnya cukup sampai lebih dari 10 hari, tapi kenapa baru dua hari sudah langka bawang putih di pasaran, ini yang saya anggap tidak wajar," kata Marnabas.
Ia menilai bahwa momen bulan Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri memang selalu terjadi hukum ekonomi yakni adanya kenaikan harga kebutuhan di pasaran.
Namun, lanjut Marnabas, hendaknya para pedagang besar juga harus menyadari kemampuan ekonomi masyarakat dengan tidak seenaknya memainkan harga terlalu tinggi.
"Harga normal bawang putih Rp20.000 per kilogram, dan saat operasi pasar yang kita lakukan bisa menekan harga menjadi Rp16.000 per kilogram, tapi saat ini harga sudah mencapai Rp150.000 per kilogram," jelasnya.
Untuk menstabilkan kembali harga bawang putih di pasaran, kata Marnabas, Pemerintah Kota Samarinda telah menyediakan bawang putih dengan harga murah yakni Rp40.000 per kilogram.
"Kami sudah mendatangkan bawang putih tersebut dan saat ini sudah ada di pergudangan, stok kami sekitar 58.178 kilogram," ujarnya.
Ia menjelaskan masyarakat kota Samarinda bisa untuk membeli bawang putih murah tersebut melalui koordinasi dengan RT setempat dengan batasan satu kilogram untuk satu keluarga.
"Kami akan terus melayani bawang putih murah ini kepada masyarakat sampai harganya kembali normal," jelasnya.