Samarinda (Antaranews Kaltim) - Kesatuan Perempuan Partai Golkar menyayangkan tidak adanya keterwakilan perempuan pada Pemilihan Kepala Daerah Kalimantan Timur 2018, setelah empat pasangan bacagub-bacawagub yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum setempat semuanya laki-laki.
"Sesungguhnya Kaltim membutuhkan figur ibu, tapi sayangnya tidak ada sosok perempuan yang mendapat ruang dalam Pilkada Kaltim," ujar Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Provinsi Kaltim Diah Mawarda di Samarinda, Kamis.
Ia mengemukakan hal itu menanggapi empat pasangan bacagub-bacawagub yang semuanya laki-laki mendaftar sebagai peserta Pilkada Kaltim 2018.
Mereka masing-masing Isran Noor-Hadi Mulyadi yang diusung koalisi Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional, Andi Sofyan Hasdam-Nusyirwan Ismail (Partai Golkar dan Nasdem), Rusmadi Wongso-Safaruddin (PDI Perjuangan dan Hanura), dan Syaharie Jaang-Awang Ferdian Hidayat (Partai Demokrat, PPP dan PKB).
Ia juga menyayangkan batalnya pencalonan sosok politisi perempuan berpengalaman yang memiliki perhatian besar terhadap Kaltim, yakni Hetifah Sjaifudian.
Menurut Diah, selama ini sering didengungkan kampanye 30 persen keterwakilan perempuan dalam politik, namun di setiap kontestasi politik kaum perempuan selalu tersingkirkan untuk menjadi calon.
"Saya berharap semoga dengan adanya kejadian seperti ini bisa menjadi pelajaran di kemudian hari dan jangan terulang kembali. Perempuan harus diberikan tempat untuk menjadi pemimpin, bukan sekadar slogan tanpa pernah terwujud," tutur Diah.
Senada dengan itu, Ketua Kartini AMPI Kota Samarinda Ningsih Surya juga menyayangkan tidak adanya kesetaraan gender dan perhatian kepada keterwakilan perempuan dalam pencalonan di Pilkada Kaltim.
"Sebelumnya sempat mencuat nama Ibu Hetifah dalam Pilgub Kaltim sehingga kami sudah semangat. Kami sebagai perempuan sangat bangga, tetapi di detik-detik terakhir berubah sehingga semangat kami melemah," ucap Ningsih.
Sebelumnya nama Bupati Kutai Kartanegara nonaktif Rita Widyasari juga mencuat dan dominan sebagai bakal calon gubernur, bahkan termasuk yang diunggulkan, namun gagal maju karena terjerat masalah hukum.
Setelah Rita Widyasari gagal maju, kemudian muncul politisi perempuan Golkar lainnya, yakni Hetifah Sjaifusian yang merupakan anggota DPR RI dapil Kaltim dan Kaltara.
Hetifah direkomendasi oleh sebagian besar DPD tingkat kabupaten/kota di Kaltim, organisasi sayap dan ormas yang mendirikan dan didirikan Partai Golkar.
Namun, DPP Partai Golkar pada akhirnya memutuskan nama Andi Sofyan Hasdam dan Nusyirwan Ismail sebagai pasangan bacagub dan bacawagub.
DPP Partai Golkar beralasan bahwa Hetifah adalah salah seorang tulang punggung partai di DPR RI, sehingga tidak direkomendaskan maju dalam kontestasi Pilkada Kaltim. (*)
baca: Empat Pasangan Bacagub-Bacawagub Daftar Pilkada Kaltim
Disayangkan Pilkada Kaltim Tanpa Keterwakilan Perempuan
Kamis, 11 Januari 2018 15:38 WIB