Barong Tongkok, Kutai Barat (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 18 kampung di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, pada tahun 2017 mendapat bantuan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dari empat kementerian.
"Ada beberapa tahapan yang dilalui untuk memperoleh bantuan Pamsimas, diantaranya adalah pengajuan surat minat dan proposal dari kampung guna diverifikasi tingkat kabupaten sebelum diserahkan ke pusat," ujar seorang Tim Fasilitator Masyarakat Pemberdayaan (TFMP) Kabupaten Kutai Barat Sumarno di Barong Tongkok, Kamis.
Tahapan selanjutnya adalah seleksi proposal yang dilanjutkan dengan penetapan calon kampung sasaran, kemudian pemicuan perubahan perilaku masyarakat kampung seperti komitmen tidak membuang kotoran di sungai, komitmen penerapan sanitasi atau hidup bersih dan sehat mulai sekolah, kantor desa, hingga lingkungan masyarakat.
Kemudian bupati mengusulkan ke pusat sebagai calon daerah sasaran Pamsimas dengan ketentuan, pemkab menyediakan anggaran dari APBD sebesar 20 persen dari total nilai program Pamsimas sebagai bentuk komitmen bahwa daerah bisa bersungguh-sungguh menjalankannya.
Selain itu, kampung yang menjadi sasaran Pamsimas juga harus melengkapi syarat tertentu seperti wajib menyisihkan biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKam) minimal 10 untuk tambahan menjalankan program, termasuk program prioritas kampung adalah yang terkait dengan kebutuhan air bersih dan sanitasi.
Marno melanjutkan, kampung yang mendapat program Pamsimas adalah di Kecamatan Long Iram ada dua kampung, Kecamatan Bentian Besar dua kampung, Kecamatan Tering satu kampung, Melak satu kampung, Manoor Bulatn dua kampung, Jempang tiga kampung, Muara Pahu satu kampung, Penyinggahan satu kampung, dan Kecamatan Siluq Ngurai ada tiga kampung.
Sedangkan empat kementerian yang membantu pengembangan Pamsimas di Kutai Barat adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Kesehatan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta Kementerian Dalam Negeri.
Ia melanjutkan nilai bantuan untuk mewujudkan Pamsimas berkisar antara Rp245 juta hingga Rp350 juta per kampung. Perbedaan nilai karena melihat dari berbagai sisi seperti jenis sumber air yang dimanfaatkan apakah langsung dari air terjun atau memanfaatkan sungai, termasuk terkait dengan jarak antara sumber air ke tempat tandon penampungan air, dan kriteria lain.
Sementara dalam penerapannya diutamakan dapat memanfaat sumber air gravitasi jika di kampung tersebut memiliki air terjun. Jika tidak ada air terjun, maka memanfaatkan air sungai bersih dan tetap difilter sebelum dialirkan ke rumah-rumah warga.
"Saat ini baru ada tiga kampung yang sudah bisa memanfaatkan air bersih dari Program Pasimas ini, sementara kampung lainnya masih dalam proses penyelesaian. Namun kami targetkan paling lambat akhir tahun ini semua pekerjaannya tuntas sehingga warga bisa mendapat pelayanan air bersih," ucap Marno. (*)