Surabaya (ANTARA News) - Sepanjang tahun 2017 ini diperkirakan mencapai
sekitar 24 juta perempuan Indonesia yang mengalami trauma akibat tindak
kekerasan, menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (PPPA).
Menteri PPPA Yohana Susana Yembise kepada wartawan di Surabaya,
Kamis, menyesalkan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang
masih saja terjadi di Indonesia.
"Padahal kita sudah punya payung hukumnya untuk melindungi
perempuan. Terlebih terhadap anak-anak, kita sudah punya Undang-undang
Perlindungan Anak," katanya.
Dia menjelaskan, masih terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak dikarenakan kesadaran masyarakat masih rendah.
"Untuk itu kami bersama kementerian terkait terus mensosialisasikan
untuk menghentikan kekerasan di rumah tangga maupun sekolah," katanya.
Karena, menurut dia, tindak kekerasan terhadap 24 juta perempuan
Indonesia yang terdata hingga tahun ini masih mengalami trauma, terjadi
karena dilakukan orang terdekat.
"Rata-rata kekerasan terhadap perempuan dilakukan oleh suaminya,
ayahnya, pamannya, dan lain-lain yang merupakan orang terdekat,"
ujarnya.
Menteri Yohana menambahkan, selama kekerasan masih terjadi di rumah
tangga, dampaknya akan ditiru oleh anak-anak terhadap sesamanya di
lingkungan bermain maupun sekolahnya.
"Guru pun juga demikian. Kalau guru masih suka memukul murid di
sekolah, itu akan ditiru oleh anak-anak terhadap sesamanya. Karena
anak-anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang dewasa," tuturnya.
Khusus untuk kekerasan terhadap anak-anak, Yohana hingga kini mengaku masih belum memperoleh data pasti.
"Yang jelas untuk kekerasan terhadap perempuan, jumlahnya dibandingkan tahun sebelumnya sudah menurun," ujarnya.
Tahun depan, Yohana memastikan, Kementerian PPPA telah menggandeng
Badan Pusat Statistik untuk mensensus jumlah kekerasan yang menimpa
perempuan dan anak-anak.
"Sensus ini untuk mengetahui berapa persen peningkatan atau
penurunan tingkat kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak-anak,"
ujarnya.
Di luar itu, Menteri Yohana menyatakan bersyukur karena tingkat
kesadaran masyarakat untuk melaporkan tindak kekerasan yang terjadi pada
perempuan dan anak-anak belakangan ini sudah mulai meningkat.
"Berdasarkan laporan masyarakat itulah kami bisa membuat data
jumlah kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak-anak Indonesia,"
ucapnya. (*)
Jutaan Perempuan Indonesia Trauma Akibat Tindak Kekerasan
Jumat, 8 September 2017 9:33 WIB