Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Timur Brigadir Jenderal Polisi Sufyan Syarif menegaskan, Noviandi merupakan salah satu penyalahguna narkoba yang menikam personel kepolisian.
"Dia memang sebagai salah satu sindikat pengedar narkoba yang telah menikam anggota kepolisian yang ditugaskan di BNN Kaltim saat dilakukan penggerebekan di Jalan Kakap Samarinda, pada Minggu malam (25/12)," ujar Sufyan Syarif.
"Setelah menikam anggota saya, pelaku (Noviandi) sempat mengeluarkan kata-kata `mampus lu` kemudian mereka langsung kabur," katanya.
BNN Kaltim, lanjut Sufyan Syarif, melakukan tindakan sesuai prosedur dan terpaksa melumpuhkan Noviandi sebab mencoba kabur saat dilakukan pengembangan penyelidikan terkait penikaman personel kepolisian yang bertugas di Kantor BNN Kaltim.
Ia menjelaskan, kematian Noviandi berawal saat penggerebekan yang dilakukan anggota BNN Kaltim terkait jaringan pengedar narkoba jenis ekstasi di Jalan Kakap pada 25 Desember.
Namun, anggota BNN Kaltim tambahnya, langsung ditikam oleh dua orang, diduga sebagai jaringan pengedar narkoba yakni Noviandi dan Ilh, yang saat ini masih buron.
"Anggota saya yang menjadi korban penikaman. Terdapat lima luka di tubuh anggota kami bahkan ada yang tertusuk di dada kanan hingga tembus ke bagian kiri," tutur Sufyan Syarif.
Pada Rabu (28/12) sore, Noviandi akhirnya berhasil ditangkap namun karena mencoba kabur dengan cara melompat saat dibawa untuk dilakukan pengembangan sehingga terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas di bagian kakinya.
Setelah sempat mendapat perawatan medis Noviandi lanjut Sufyan Syarif, kemudian dibawa kembali ke Kantor BNN Kaltim untuk dilakukan pemeriksaan.
Namun, pada Rabu malam sekitar pukul 21. 00 Wita, Noviandi terpaksa dibawa kembali ke rumah sakit karena diduga kehabisan darah.
Tindakan tegas yang dilakukan anggota BNN Kaltim itu menurut dia, sudah sesuai prosedur dan sudah menjadi komitmen BNN untuk melakukan langkah tegas pada pelaku penyalahgunaan narkoba jika melawan.
"Dia (Noviandi) terpaksa kami lumpuhkan di bagian kaki, karena mencoba kabur saat dilakukan pengembangan. Tetapi, setelah itu kami membawanya ke rumah sakit dan sempat dirawat dengan baik oleh dokter kemudian karena sudah diperbolehkan pulang sehingga kami kembali membawanya ke Kantor BNN Kaltim untuk dilakukan pengembangan pemeriksaan," jelasnya.
"Namun, pada Rabu malam (28/12) sekitar pukul 21. 00 Wita, kami kembali membawanya ke rumah sakit tetapi karena kemungkinan peralatan tidak mencukupi sehingga jiwanya tidak tertolong," ujar Sufyan Syarif.
Ia mengakui, kedatangan warga ke Kantor BNN Kaltim pada Kamis pagi akibat adanya kesalahan komunikasi.
"Anggota saya sudah bertindak sesuai prosedur, tetapi namun karena adanya kesalahan informasi sehingga mereka datang ke Kantor BNN Kaltim. Saya akan segera menemui keluarga Noviandi untuk meluruskan informasi tersebut," ujar Sufyan Syarif. (*)