Samarinda (ANTARA Kaltim) - Program pembangunan rumah sehat layak huni atau "ruslani" di Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, tetap berlanjut dan tidak terpengaruh desifit anggaran yang saat ini dialami pemerintah pusat hingga daerah.
"Pembangunan ruslani bagi warga miskin tetap bisa berjalan karena kami tidak tergantung anggaran dari pemerintah. Program ini kami lakukan secara mandiri dengan bantuan masyarakat," ujar Camat Samarinda Seberang Ansyarullah di Samarinda, Kamis.
Ia mengatakan program ruslani sudah dilaksanakan sejak 2014 dan sampai kini masih berjalan.
Program ini diharapkan terus berlanjut hingga tahun-tahun mendatang, karena di enam kelurahan yang ada di kecamatan tersebut masih banyak rumah warga yang tidak layak huni.
Hingga kini, lanjutnya, setiap tahun hanya bisa diwujudkan satu unit rumah layak huni, karena pendanaannya sangat tergantung dari nilai sumbangan para donatur.
"Pada 2014 terbangun satu unit rumah di Kelurahan Mesjid, kemudian tahun 2015 dibangun lagi satu unit di Kampung Tenun, dan tahun ini satu rumah dibangun di Kelurahan Baka," ujarnya.
Sebenarnya, ia menginginkan setiap tahun bisa terbangun tiga hingga lima unit rumah, karena berdasarkan pendataan dan daftar tunggu dari rumah yang tidak layak huni cukup banyak. Namun, lagi-lagi tergantung pada jumlah donatur.
"Sebelum diberikan bantuan rehab atau pembangunan rumah, kami melakukan pemantauan dulu, melihat secara langsung kondisi rumah dan kondisi keluarga. Setelah benar-benar kami nilai layak mendapat bantuan, baru kita bantu," ujarnya.
Menurut ia, sumbangan yang diberikan warga hingga kini masih dalam bentuk uang dan sebagian uang itu digunakan untuk membeli bahan atau material bangunan, sebagian lainnya untuk upah tukang.
"Warga yang ingin membantu dipersilakan secara sukarela, meskipun hanya Rp5.000, karena dari yang kecil ini akan menjadi besar setelah terkumpul," tambahnya.
Ansyarullah juga mengatakan sumbangan tidak harus berupa uang, tetapi bisa berbentuk bahan bangunan seperti paku, seng, semen, kayu, pasir, batu, dan berbagai material bangunan lain.
"Kalau ada yang menyumbang bahan bangunan untuk program ruslani, tentu kami lebih senang. Silahkan antar bahan bangunan apa saja ke Kantor Camat Samarinda Seberang atau langsung ke lokasi rumah yang akan dibedah supaya lebih meyakinkan bagi penyumbang," katanya.
Mengenai kisaran anggaran yang diperlukan untuk satu unit rumah, ia menjelaskan tergantung pada kondisi keparahan rumah yang akan dibedah.
Apabila rumah tersebut hanya WC dan atap yang bocor dan pemiliknya tidak sanggup memperbaiki karena miskin, paling biaya yang dibutuhkan sekitar Rp4-5 juta.
Namun, kalau perbaikan atau renovasi berat seperti yang dilakukan di Kelurahan Baka karena kondisi rumahnya rusak parah, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp40 juta.
"Nilai Rp40 juta itu terasa besar jika hanya satu orang yang menanggung. Tapi, kalau ditanggung masyarakat luas dan ada peran CSR dari perusahaan, tentu jauh lebih ringan karena ada yang menyumbang semen, kayu, seng, batu bata, dan sumbangan lainnya," ujar Ansyarullah lagi.(*)
Program "Ruslani" di Samarinda Tak Terpengaruh Defisit
Kamis, 22 September 2016 16:47 WIB