Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Menteri Pertanian Republik Indonesia H Andi Amran Sulaiman mengharapkan, Kabupaten Kutai Kartanegara dapat menjadi produsen padi terbesar di Kalimantan Timur.
"Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki lahan yang luas dan dilintasi Sungai Mahakam yang mengalir sepanjang tahun, sehingga memiliki potensi penghasil padi terbesar di Kaltim," ujar Amran Sulaiman, saat berkunjung ke lahan pertanian di Kelurahan Bukit Biru Tenggarong, Kutai Kartanegara, Selasa.
Saat ini kata Amran Sulaiman, Kaltim menjadi perhatian Kementrian Pertanian karena merupakan provinsi yang masih mendatangkan beras dari daerah lain.
Sehingga menurutnya, kabupaten/kota di Kaltim diharapkan dapat meningkatkan produksi padi sendiri.
Untuk menaikkan produksi padi menurut Amran Sulaiman, yang harus dilakukan diantaranya, menambah frekuensi tanam atau panen, yakni jika tadinya hanya mampu panen sekali dalam setahun, maka ditingkatkan menjadi dua kali.
"Tingkatkan produksi padi yang tadinya hanya setahun sekali, menjadi dua kali," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Amran Sulaiman memberikan bantuan berupa, peralatan pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian, yang diterima secara simbolis perwakilan petani.
Sementara, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari mengatakan, daerah itu memiliki luas 27.263,10 kilometer persegi dengan luas baku lahan sawah fungsional mencapai 23.312,18 hektare.
Luas tanam padi pada 2015 lanjut Rita Widyasari, mencapai 37.569 hektare dengan produksi 186.830 ton gabah kering giling (GKG).
"Produktivitas padi sawah sebesar 51,13 kwintal per hektare dengan Indeks Pertanaman (IP) sebesar 1,6. Sehingga, Kabupaten Kutai Kartanegara memberikan kontribusi beras ke Provinsi Kaltim pada 2015 sebesar 45,70 persen," jelas Rita Widyasari.
Ia menyatakan, sejalan dengan visi dan misi Gerbang Raja periode 2016-2021, sektor pertanian dalam arti luas, merupakan sektor prioritas yang akan dikembangkan di Kutai Kartanegara.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara tambah dia, telah menetapkan beberapa strategi dan kebijakan antara lain, untuk penanggulangan kemiskinan di bidang pertanian dilakukan dengan memberikan permodalan petani dan nelayan, 100 juta per kelompok tani berupa, sarana untuk membantu masyarakat tani dan nelayan miskin yang membutuhkan modal usaha.
Kebijakan lain kata Rita Widyasari yakni, pengembangan lembaga keuangan petani dan nelayan dengan membentuk lembaga keuangan nonbank di semua kecamatan.
Dukungan anggaran untuk sektor pertanian kata Rita Widyasari, dialokasikan minimal 10 persen untuk mendukung lima pilar pembangunan pertanian, optimalisasi sumberdaya lahan dan air, kemandirian proses produksi dan infrastruktur, jaringan dan kelembagaan petani, pembudayaan pola konsumsi pangan lokal, inovasi teknologi alat dan mesin pertanian.
Dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Kutai Kartanegara, Menteri Pertanian didampingi Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak yang langsung disambut Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari bersama Dandim 0906 Tenggarong Letkol Kav Ari Pramana Sakti, Pelaksana tugas Sekda H Marli, Kadis Pertanian Sumarlan serta jajaran FKPD di daerah itu. (*)