Samarinda (ANTARA Kaltim) - Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Samarinda masih tinggi sehingga pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus bersinergi dalam penanganannya, kata Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kaltim Ardiningsih.
"Di Samarinda sepanjang 2015 ini terdapat 190 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terungkap," ujar Ardiningsih saat peringatan Hari Ibu di Kantor Gubernur Kaltim, Rabu.
Menurut ia, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sebanyak itu merupakan kasus yang telah terungkap dan dilaporkan ke kepolisian maupun ke KPAI Samarinda, sehingga diduga masih banyak lagi kasus serupa yang belum terungkap.
Untuk itu, Ardiningsih mengajak semua unsur masyarakat terus meningkatkan sinergi dalam menanganinya, apalagi secara nasional sudah dinyatakan sebagai status darurat kekerasan perempuan dan anak.
"Sinergi seluruh elemen baik pemerintah, organisasi kemasyarakatan, hingga masyarakat luas dibutuhkan dalam melakukan penanganan terhadap masalah kekerasan perempuan dan anak," katanya.
Ia berharap peringatan Hari Ibu tahun ini menjadi momentum mengajak semua pihak benar-benar mewujudkan kesetaraan sesuai tema "kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam mewujudkan lingkungan yang kondusif untuk perlindungan perempuan dan anak".
"Peringatan Hari Ibu ini tentu diharapkan dapat mengajak semua elemen dalam mewujudkan kesetaraan, sehingga akan tercipta satu lingkungan yang kondusif dan menyenagkan bagi siapa saja," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal HP mengharapkan peringatan Hari Ibu tahun ini mampu membawa makna strategis guna menyukseskan pembangunan.
Apalagi peran perempuan atau kaum ibu sangat penting dalam mengantarkan kesuksesan suami untuk membangun daerah, bangsa, dan negara, seperti pameo "di balik kesuksesan laki-laki, ada peran perempuan di belakangnya".
"Selain itu, kaum ibu juga memiliki keterampilan yang tidak dimiliki laki-laki. Terus tingkatkan kompetensi perempuan. Perempuan juga memiliki kepekaan sosial tinggi, sehingga hal ini bisa menjadikan perempuan sebagai sosok yang dikagumi laki-laki," kata Mukmin. (*)