Tenggarong(ANTARA Kaltim) – Tim monitoring dan evaluasi upaya khusus (monev upsus) peningkatan produksi padi, jagung dan kedele (pajale) Kaltim intensif turun ke kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan tanaman pangan.
Kegiatan Tim Monev Upsus merupakan bagian dari upaya mendukung optimalisasi kinerja penyuluh atau pendamping pertanian di tingkat lapang. Juga, sebagai upaya percepatan pencapaian swasembada pangan Kaltim.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Sempaja Samarinda, H Syarfiddin yang juga Ketua Tim Monev Upsus Wilayah Selatan mengakui perlu keseriusan semua pihak terkait guna meningkatkan kapasitas pendamping (penyuluh).
“Selama lima hari kami melakukan monitoring mulai Kutai Barat hingga Kutai Kartanegara, jujur masih perlu banyak upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pendamping atau penyuluh pertanian,†kata Syarfiddin usai pertemuan di Makodim 0906 Tenggarong, Senin (7/12).
Dia menyebutkan jumlah tenaga penyuluh yang idealnya satu desa satu penyuluh namun hingga kini masih kurang. Kaltim memiliki 1.012 desa sewajarnya terdapat 1.012 tenaga penyuluh tetapi saat ini sebanyak 855 orang berarti masih kurang 157 orang.
Selain itu, dari 566 penyuluh pertanian hanya tujuh persen atau 40 penyuluh yang memiliki sertifikat atau tersertifikasi. Berarti masih ada sekitar 93 persen yang belum memiliki sertifikat atau belum berkompeten.
Karenanya, upaya pemerintah dalam menanggulangi kekurangan tenaga dan kompetensi (kapasitas) penyuluh di Kaltim melalui program dan kegiatan upsus peningkatan produksi pajale ini pemerintah melibatkan jajaran TNI sebagai tenaga pendamping pertanian.
Disebutkan Syarfiddin melalui UPTB Bapeltan telah dilaksanakan pelatihan pertanian untuk empat angkatan bagi 351 anggota TNI di jajaran Kodam VI Mulawarman, khususnya Babinsa (Bintara Pembina Desa) Prajurit Korem 091/Aji Surya Natakesuma. “Masing-masing terdiri dari angkatan pertama sebanyak 68 orang, angkatan kedua 101 orang dan angkatan ketiga 106 orang serta angkatan keempat sebanyak 76 orang,†sebutnya.
Syarfiddin berharap keterlibatan prajurit TNI dalam melakukan pendampingan pertanian bersama penyuluh tingkat lapang (penyuluh pertanian lapang/PPL). Maka, target pencapaian swasembada pangan Kaltim bahkan nasional dapat diwujudkan.
“Target pemerintah pada 2017 ini kita sudah harus swasembada pangan khususnya pencapaian surplus 10 juta ton padi (beras) secara nasional. Kaltim sebagai daerah yang memiliki potensi besar dalam pengembangan pertanian pasti ikut berkontribusi,†ungkap Syarfiddin.
Dia menambahkan Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu kebupaten di Kaltim dengan 18 kecamatan sebagian besar wilayahnya memiliki kawasan pertanian yang besar. Utamanya, sangat strategis dalam percepatan swasembada pangan Kaltim. (Humas Prov Kaltim/yans)
Jumlah Penyuluh Pertanian Masih Kurang
Jumat, 11 Desember 2015 21:20 WIB