Samarinda (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur merefleksikan kisah sukses para alumni Sekolah Luar Biasa (SLB) yang telah mapan secara finansial sebagai bukti nyata untuk memacu semangat kemandirian pelajar disabilitas.
"Saya ingin mereka tetap berkarya karena alumni-alumni menunjukkan mereka bisa hidup dan tidak tergantung kepada orang lain," tegas Plt Kepala Disdikbud Kaltim Armin saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional di SLBN Pembina Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda, Rabu.
Ia menilai kehadiran alumni yang telah bekerja dengan penghasilan setara Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di berbagai sektor industri menjadi indikator keberhasilan pendidikan inklusif di wilayah ini.
Pemerintah provinsi memberikan apresiasi kepada seluruh ekosistem pendidikan, mulai dari kepala sekolah, guru, hingga orang tua yang tidak kenal lelah memberikan layanan terbaik bagi anak-anak istimewa tersebut.
Momen peringatan tahun ini dirancang berbeda dengan menghadirkan sesi berbagi pengalaman inspiratif untuk membuka wawasan siswa bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang meraih masa depan cerah.
Kepala SLBN Pembina Kaltim Lilik Farida menjelaskan kegiatan ini merupakan hasil kesepakatan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) untuk menyatukan visi dalam membangun karakter siswa.
Sebanyak tujuh sekolah, yang terdiri atas dua sekolah negeri dan lima sekolah swasta di Kota Samarinda sepakat melebur menjadi satu untuk menggelar kegiatan terpusat yang lebih berdampak.
Lilik menekankan pemilihan tema "Saya Hebat, Kamu Hebat, Kita Semua Istimewa" sengaja menggunakan diksi sederhana agar mudah dicerna dan meresap ke dalam pemikiran anak-anak didik.
"Pihak sekolah ingin menanamkan pola pikir bahwa setiap siswa memiliki potensi luar biasa yang layak digali dan diperjuangkan oleh semua pihak," katanya.
Rangkaian acara yang digelar tidak sekadar hiburan semata, melainkan metode edukasi untuk melatih kepercayaan diri siswa tampil di hadapan publik.
Penampilan pentas seni, pelepasan balon, hingga flashmob menjadi sarana bagi siswa untuk mengekspresikan bakat seni mereka tanpa rasa takut atau malu di tengah keterbatasan.
"Edukasi kepada masyarakat terus digencarkan melalui kegiatan terbuka seperti ini agar stigma negatif terhadap penyandang disabilitas dapat terkikis secara perlahan," pesan Lilik.(Adv)
