Penajam Paser Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, membantu pupuk non-subsidi kepada petani kurang mampu sebagai upaya menjaga dan memperkuat ketahanan pangan di kabupaten itu.
"Bantuan pupuk non-subsidi bagian dari upaya pemerintah kabupaten menjaga dan memperkuat ketahanan pangan," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara Gunawan ketika ditanya menyangkut pertanian di Penajam, Minggu.
"Dan juga sebagai komitmen Pemerintah kabupaten terhadap pengembangan sektor pertanian lokal," tambahnya.
Program bantuan pupuk non-subsidi dengan sasaran petani kurang mampu tersebut, lanjut dia, merupakan inisiatif strategis pemerintah kabupaten, agar secara langsung menekan biaya operasional atau ongkos produksi yang harus ditanggung petani.
Kemudian untuk memfasilitasi dan mendorong peningkatan hasil panen serta produktivitas pertanian, khususnya di tiga kecamatan penerima, yakni Penajam, Waru dan Babulu.
Bantuan pupuk non-subsidi diberikan kepada 41 orang petani kurang mampu dengan total 8,2 ton, masing-masing petani menerima satu karung pupuk urea 50 kilogram, dan tiga karung pupuk majemuk NPK total sekitar 150 kilogram.
Baca juga: Komisi VII DPR: Jangan sampai swasembada pangan gagal karena pupuk
"Alokasi pupuk bantuan petani itu telah ditetapkan secara merata, petani penerima manfaat mendapatkan total 200 kilogram pupuk yang terdiri dari dua jenis esensial," jelasnya.
Diharapkan dengan dukungan bantuan pupuk tersebut hasil panen petani dapat meningkat signifikan, sementara beban biaya produksi dapat ditekan.
Penerima manfaat juga diimbau menggunakan pupuk sesuai dosis anjuran, kata dia, agar manfaatnya optimal dan tidak merusak kesuburan tanah.
"Lahan pertanian tanaman padi produktif di Penajam Paser Utara tercatat 14.070 hektare, dan dalam satu tahun petani melakukan dua kali panen," tambahnya.
Pada 2024 hasil panen padi mencapai sekitar 50.672 ton gabah kering panen (GKP), sedangkan panen padi pada musim tanam pertama 2025 mencapai 24.500 ton GKP, demikian Gunawan.
Baca juga: Wamentan: Harga pupuk subsidi turun demi produktivitas petani
