Balikpapan (ANTARA) - Bank Sampah Wanipora di RT 37 Kelurahan Graha Indah, Balikpapan, berkolaborasi dengan mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) untuk mengatasi persoalan sampah melalui edukasi pemilahan dan penyediaan sarana tempat sampah terpilah.
Ketua Bank Sampah Wanipora, Pungki Surjanti, mengatakan unit tersebut sudah berjalan sekitar dua tahun dengan dasar hukum surat keputusan kelurahan dan terdaftar di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan.
“Tujuan utama kami adalah mengajak warga peduli lingkungan, terutama dengan menampung sampah plastik yang sulit terurai. Antusias warga cukup tinggi meski sarana dan lahan masih terbatas,” ujarnya di Balikpapan, Senin (25/8).
Pungki menambahkan kolaborasi dengan mahasiswa ITK sangat membantu karena sebagian penampungan masih menggunakan area rumah. “Harapannya manfaat ini bisa berkelanjutan,” katanya.
Selain menyalurkan sampah ke Bank Sampah Induk Kota Hijau, warga RT 37 juga berinovasi mengolah sampah menjadi produk ramah lingkungan melalui kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Dosen pendamping Smart Waste ITK, Windi Auliana, menjelaskan RT 37 dipilih karena sudah memiliki bank sampah aktif sehingga lebih siap mendukung program inovasi sosial mahasiswa.
“Kami ingin masyarakat terbiasa memilah sampah sejak dari rumah. Program ini juga memberi kesempatan mahasiswa belajar langsung dari persoalan nyata di lapangan,” katanya.
Menurut dia, kegiatan melibatkan tiga dosen dan 10 mahasiswa dengan pola pendampingan hingga Desember 2025. Mahasiswa tidak hanya menyerahkan sarana, tetapi juga melakukan sosialisasi, pemantauan rutin, membuka ruang konsultasi, hingga menyusun modul sederhana tentang pemilahan sampah rumah tangga.
Pemerintah Kota Balikpapan sendiri menargetkan terbentuknya 210 bank sampah di tingkat kelurahan dan kecamatan. Saat ini baru ada 106 unit aktif, termasuk Bank Sampah Wanipora yang tumbuh dari inisiatif warga.
Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, mengatakan target tersebut merupakan tindak lanjut dari Perda Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. “RT dan kelurahan paling berperan karena pemilahan harus dimulai dari rumah, supaya yang masuk ke TPA bisa berkurang signifikan,” ujarnya.
Menurut dia, capaian pengurangan sampah di Balikpapan baru sekitar 30 persen, sementara target nasional dan penilaian Adipura Kencana menuntut minimal 50 persen pengurangan.
