Balikpapan (ANTARA) -
Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sektor kuliner di Kota Balikpapan mulai mengandalkan kampanye digital untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing. Dalam acara bincang-bincang memperingati Hari UMKM Nasional yang digelar oleh Gojek pada Kamis (12/8), sejumlah pelaku usaha berbagi pengalaman tentang pentingnya mendengar pelanggan dan beradaptasi dengan teknologi.
“Resep lama agar sukses berbisnis tak berubah, apa pun jenis usahanya: pelanggan adalah raja,” ujar Vera, Manajer Juice Makeke.
Ia menambahkan bahwa kritik dan saran dari pelanggan, meski kadang pedas, justru menjadi bahan evaluasi yang berharga.
“Kita ditunjukkan kelemahan kita,” timpal Eldhianto, Manajer Pemasaran Warung Padang Upik. Menurutnya, pihaknya tak segan menggelar pelatihan internal bagi karyawan jika ada masukan yang menyangkut pelayanan atau kualitas produk.
Adaptasi terhadap teknologi juga menjadi sorotan. Pemanfaatan platform digital dinilai mampu meningkatkan penjualan secara signifikan, terutama sejak perubahan pola konsumsi masyarakat pasca pandemi. “Dulu orang datang langsung ke warung, sekarang mereka pesan dari rumah. Kita harus ikut berubah,” kata Eldhianto.
Jamilah Sahara, pemilik Amor Donut, menyebut data penjualan sebagai salah satu alat bantu penting dalam pengambilan keputusan. “Kita jadi tahu varian mana yang paling laku, jam ramai, dan bisa atur strategi harga,” ujarnya.
Acara ini merupakan bagian dari kampanye Jawara Borneo yang diinisiasi oleh Gojek melalui layanan GoFood. Program ini bertujuan memperkuat ekosistem kuliner lokal Kalimantan dengan pendekatan digital, pelatihan usaha, dan promosi tematik yang menyasar UMKM di berbagai kota.
Di tengah tantangan ekonomi, pelaku usaha lokal terus mencari cara agar tetap relevan dan bertahan, dengan mendengarkan pelanggan dan memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari strategi bisnis.
