Kutai Timur (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memberikan pengawalan terhadap penyelesaian sengketa tapal batas wilayah antar Kabupaten dan Kota di wilayah setempat, sehingga tidak menimbulkan konflik sosial antar masyarakat.
Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Rudy Mas’ud di Kutai Timur, Selasa, menegaskan polemik batas wilayah antar kabupaten dan kota harus segera diselesaikan agar masyarakat juga bisa mendapatkan hak dan perhatian dari pemerintah Kabupaten dan Kota yang menaunginya.
“Persoalan ini tentang hajat hidup orang banyak. Pelayanan publik tidak boleh terhenti. Jangan sampai kebutuhan dasar masyarakat terabaikan,” kata Gubernur Rudy Mas'ud saat kunjungan ke Dusun Sidrap, Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur.
Menurut Rudy saat ini ada tujuh sengketa tapal batas wilayah di Kaltim diantaranya sengketa batas wilayah antara Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang yang kasusnya telah bergulir di Mahkamah Konstitusi.
Sementara enam sengketa lainnya yakni Kutai Timur dengan Berau, Kutai Kartanegara dengan Kutai Barat, Mahakam Ulu dengan Kutai Barat, Penajam Paser Utara dengan Kutai Kartanegara, Paser dengan Penajam Paser Utara.
Akibat perbedaan persepsi batas wilayah, lanjut Rudy , tidak boleh ada masyarakat yang tidak terlayani.
“Wajib diperhatikan sarana dan fasilitas pendidikannya, kesehatannya. Bagaimana Puskesmas yang ada, sekolah-sekolahnya harus memenuhi standar,” tegas Gubernur.
Orang nomor satu Benua Etam ini pun meminta infrastruktur lainnya seperti listrik dari PLN dan air bersih PDAM, juga jalan-jalan lingkungan tetap dibangunkan.
“Keamanan, ketertiban dan kenyamanan warga harus terjamin. Dan jangan ada diskriminasi,” ungkap Rudy Mas'ud.
Prioritas utama Pemerintah tambah Rudy memastikan setiap warga terlindungi kehidupan sosialnya, termasuk dokumen administrasi kependudukan.
Tidak kalah pentingnya menurut Rudy lapangan kerja dan peluang usaha warga setempat tetap menjadi perhatian serius.
“Tugasnya kita berbangsa bernegara ini adalah untuk melindungi seluruh dan segenap tumpah darah Indonesia,” jelas Rudy Mas'ud.
