Samarinda (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur terus menjaga kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
Kepala Pelaksana BPBD Kaltim, Agus Tianur di Samarinda, Senin, mengatakan pihaknya telah menjalin koordinasi dengan Kepolisian Daerah (Polda) dan BPBD kabupaten/kota dalam rangka antisipasi risiko bencana menjelang Lebaran 2025.
“Pemprov Kaltim sudah melakukan rapat dengan Polda dan memastikan kesiapan BPBD di 10 kabupaten/kota untuk antisipasi bencana menjelang, pada saat, dan setelah lebaran Idul Fitri 2025,” kata Agus Tianur terkait antisipasi bencana menjelang Lebaran.
Pihaknya juga telah memastikan ketersediaan perlengkapan sarana prasarana (sarpras) yang dibutuhkan jika terjadi bencana. Termasuk kebutuhan logistik yang tersedia di Dinas Sosial (Dinsos).
“Kita sudah memetakan perlengkapan sarpras di 10 kabupaten/kota. Seperti selimut, velbed, kasur lipat, tenda pengungsi dan sebagainya. Termasuk logistik dan dana cadangan pangan juga kita punya. Kalau terjadi bencana bisa kita drop langsung. Jika skalanya besar kita akan minta bantuan Kemensos dan BNPB,” terang Agus.
Dirinya melanjutkan, Provinsi Kaltim masuk sebagai daerah dengan potensi banjir dan tanah longsor pada periode Maret 2025. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyampaikan surat peringatan dini dan langkah-langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi ancaman bencana tersebut.
“Curah hujan di sepanjang Maret ini diprediksi deras, sedang, sampai tinggi. Jadi, ancaman yang paling serius ya terjadi banjir dan pergerakan tanah longsor. Yang kita khawatirkan kalau kejadiannya di jalan-jalan nasional atau jalan provinsi karena bisa mengganggu arus mudik,” ungkap Agus.
Mengantisipasi hal tersebut, pihaknya terus menjalin koordinasi dengan BPBD setempat. Dengan menyiapkan peralatan penanggulangan bencana seperti perahu karet untuk penanganan banjir dan alat berat untuk penanganan tanah longsor.
Agus juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap risiko terjadinya bencana serta terus melaporkan kejadian di lapangan ke BPBD terdekat.