Balikpapan (ANTARA) - Ridwan seorang pedagang di salah satu Pasar Pandan Sari, Balikpapan Barat, Kalimantan Timur mengaku jumlah konsumen produk Minyak Kita mengalami penurunan dalam sepekan terakhir.
"Penurunan ini sejak ada kabar Minyak Kita ada yang palsu dan takaran kurang, yang jelas penurunan sejak ada berita-berita itu," kata Ridwan,di Balikpapan, Kamis (13/3).
Padahal katanya sebelum adanya informasi tersebut, Minyak Kita masih laris di pasaran, namun belakangan ini menurun, masyarakat lebih memilih minyak curah.
Ridwan menyebutkan, untuk Minyak Kita di tempatnya dijual seharga Rp35 ribu untuk 2 liter, harga itu berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Untuk per-liter Rp17 ribu, kami beli harga HET jadi kami ambil keuntungan juga meskipun sedikit, berkisar Rp2-3 ribu," akunya.
Sementara itu, untuk minyak curah, dijual dengan harga Rp10 ribu untuk botol kecil dan Rp 27 ribu untuk ukuran besar.
Ia mengemukakan produk Minyak Kita membeli sebanyak 25 dos, dan hingga saat ini masih tersisa sekitar 10 dos.
"Semenjak adanya pemberitaan tentang Minyak Kita hingga kini belum habis terjual," katanya.
Seperti diketahui produk Minyak Kita untuk kapasitas 1 liter atau 1.000 mililiter memang tengah menjadi perhatian belakangan ini, bahkan Tim Satgas Pangan Polda Kaltim serta Polres jajaran dan juga dinas terkait telah melakukan peninjauan sejak kemarin.
Di Balikpapan, Dinas Perdagangan (Disdag) Pemkot Balikpapan, Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur serta Tim Satgas Pangan Polda Kaltim telah menemukan produk tersebut yang tidak sesuai takaran.
Temuan itu bukan di tempa usaha milik Ridwan, mengingat ia tidak menjual Minyak Kita kemasan 1 liter, namun ditemukan tak jauh dari warung milik Ridwan.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan, Muhammad Anwar menyampaikan dalam hal itu pihaknya melakukan uji tera sebanyak 10 produk Minyak Kita pada toko yang sama.
"Kami ambil 10 sampel, sebab kalo cuman 1 yang ditemukan bisa jadi hanya ada kesalahan teknis, tapi dari 10 sampel dengan tempat produksi yang sama hasilnya juga sama, tidak sampai 1 liter," jelas Anwar.
Menurutnya dari 10 sampel yang di ambil, kekurangannya itu mencapai lebih dari 20 mililiter, artinya takaran minyak itu tidak 1 liter atau 1000 mililiter, yakni di bawah 980 mililiter.
Anwar menjelaskan, dalam peneraan ulang produk Minyak Kita tersebut, memiliki batas toleransi bila terjadi kekurangan yakni di bawah 15 mililiter.
Dia menegaskan takaran itu berada di batas toleransi dimana bila digambarkan untuk batas toleransi berada di 985 mililiter.
"Ada selisih 5 mililiter dari batas toleransi," sebutnya.
Anwar menambahkan dikemukakannya produk Minyak Kita yang takarannya kurang merupakan kemasan baru, minyak goreng itu dikemas oleh CV Olindo Amanah Sejahtera dari Sidoarjo, Jawa Timur.