Samarinda (ANTARA) - Produksi padi di Kalimantan Timur (Kaltim) pada 2024 mengalami kenaikan 9,99 persen hingga menjadi 249.640 ton gabah kering giling (GKG) karena 2023 mencapai 226.970 ton GKG.
"Produksi padi sebanyak itu berasal dari luas panen yang mencapai 63,04 ribu hektare (ha), juga mengalami kenaikan 5,96 ribu ha atau 10,44 persen ketimbang 2023 yang seluas 57,08 ribu ha," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Rabu.
Jumlah padi sebanyak 249.640 ton GKG tersebut jika dikonversi menjadi beras untuk dikonsumsi penduduk, maka menjadi 145.210 ton beras, mengalami kenaikan 13.190 ton atau 9,99 persen dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebanyak 132.020 ton.
Ia juga mengatakan produksi padi sebanyak ini berasal dari panen tiga caturwulan, yakni caturwulan I (Januari - April) 89.460 ton GKG, turun 16,53 persen ketimbang 2023 yang sebanyak 107.180 ton GKG.
Kemudian caturwulan II (Mei - Agustus) sebanyak 36.520 ton atau turun 18,85 persen ketimbang 2023 yang sebanyak 45.000 ton GKG.
Selanjutnya di caturwulan III (September - Desember) produksi padi Kaltim sebanyak 123.640 ton GKG, terjadi kenaikan 65,34 persen ketimbang tahun sebelumnya yang tercatat 74.800 ton GKG.
Ia mengatakan, fluktuasi produksi padi tiap caturwulan terjadi dipengaruhi oleh tingkat luas panen, seperti pada empat bulanan l dengan luas panen 24.190 ha pada 2024, menurun 12,78 persen ketimbang 2023 dengan luas panen 27.740 ha.
Kemudian di caturwulan II 2024 dengan luas panen 9.840 ha, terjadi penurunan 16,17 persen ketimbang tahun sebelumnya yang tercatat 11.740 ha.
Pada caturwulan III 2024 luas panen padi Kaltim mencapai 29.010 ha, terjadi kenaikan 64,77 persen ketimbang caturwulan III tahun sebelumnya yang tercatat 17.600 ha.
"Total luas panen padi Januari - Desember 2024 mengalami peningkatan 10,44 persen ketimbang 2023. Puncak panen padi 2024 terjadi pada September dengan luas panen mencapai 19.130 ha, sedangkan pada 2023 puncak panen terjadi pada Maret seluas 15.350 ha,” katanya.