Samarinda (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) menyatakan bahwa 150 titik pasar murah yang digelar selama Ramadhan 1446 Hijriah, berhasil menekan laju inflasi sehingga kenaikan harga barang kebutuhan pokok tidak terlalu tinggi, yakni inflasi Kaltim year on year (yoy) pada Maret tercatat 1,36 persen.
"Tekanan inflasi Kaltim pada Maret 2025 mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode sebelumnya, tetapi kenaikan inflasi Kaltim masih dalam koridor target inflasi nasional," ujar Kepala BI Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Rabu.
Jika dirinci, indeks harga konsumen (IHK) Provinsi Kaltim periode Maret 2025 tercatat mengalami inflasi sebesar 2,02 persen secara bulanan (month to month), atau mengalami inflasi tahunan 1,36 persen dan inflasi tahun kalender tercatat 0,75 persen.
Inflasi IHK Kaltim periode ini meningkat seiring berakhirnya diskon 50 persen untuk tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga dengan daya hingga 2.200 VA yang berlaku pada Januari-Februari.
Selain itu, inflasi didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau karena permintaan yang tinggi pada Ramadhan dan Idul Fitri, sehingga hal ini mencerminkan kondisi ekonomi yang tetap stabil dan terkendali di tengah dinamika global.
"Inflasi di Kaltim periode Maret terutama disumbang oleh kenaikan pada kelompok perumahan, listrik, air, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil inflasi sebesar 1,32 persen (mtm), utamanya disebabkan oleh kenaikan tarif listrik akibat berakhirnya kebijakan diskon 50 persen," katanya.
Ia melanjutkan, upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan untuk menjaga stabilitas harga, yakni yang dilakukan pemda melalui tim pengendalian inflasi daerah (TPID) se provinsi.
Sedangkan dalam upaya memastikan ketersediaan pasokan, pemda terus melakukan produksi pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani melalui berbagai program, antara lain mekanisasi pertanian, bantuan pupuk, bantuan sarana dan prasarana tani kepada kelompok tani.
"Salah satu upaya untuk menjaga keterjangkauan harga selama Ramadhan adalah gelar pasar murah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) nasional yang dilaksanakan secara serentak di kantor pos kabupaten/kota se-Indonesia pada 1 - 29 Maret, ditambah pasar murah inisiatif daerah," katanya.