Samarinda (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya memitigasi potensi permasalahan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh kabupaten/kota dengan fokus utama pemerataan distribusi guru dan pemenuhan fasilitas yang memadai.
"Kami terus berkesinambungan dalam upaya menyediakan guru, gedung, perabot, serta meja kursi yang ideal bagi setiap peserta didik yang kami terima," ujar Kepala Bidang SMK Disdikbud Kaltim Surasa di Samarinda, Kamis.
Surasa mengakui bahwa distribusi guru, terutama guru produktif dengan latar belakang kejuruan, masih belum merata di beberapa wilayah. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk keterbatasan perguruan tinggi pencetak guru kejuruan.
Disdikbud Kaltim terus berupaya memperjuangkan pemerataan ini agar kualitas pendidikan di seluruh SMK dapat setara.
"Jumlah guru SMK negeri saat ini sekitar 3.000 orang, ditambah hampir 2.000 guru yang mengabdi di sekolah swasta yang diangkat oleh yayasan," ungkap Surasa.
Terkait pengembangan infrastruktur, Disdikbud Kaltim berencana membangun sekitar empat SMK baru di beberapa wilayah, antara lain Kutai Barat, Balikpapan, dan Paser. Namun, rincian data masih dalam proses pengecekan lebih lanjut.
"Efisiensi anggaran tetap kami laksanakan, namun hasil efisiensi tersebut akan diarahkan kembali ke sektor pendidikan, sesuai dengan visi dan misi pemerintah," ucap Surasa.
Menanggapi program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pusat dan Pendidikan Gratis dari Pemda Kaltim, Surasa menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu arahan dan kebijakan lebih lanjut dari pemerintah pusat dan provinsi, terutama terkait penggodokan fokus anggaran.
"Kami masih dalam proses penyelarasan dengan kebijakan pemerintah pusat. Jadi, belum ada keputusan final," katanya.
Meskipun uji coba program MBG telah dilakukan di SMK Negeri 16 Samarinda, implementasi lebih lanjut masih menunggu hasil evaluasi dan koordinasi dengan Badan Gizi.*