Samarinda (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim) menegaskan bahwa langkah efisiensi anggaran yang diambil tidak akan mengorbankan program-program prioritas di sektor pendidikan.
Pelaksana Tugas Kepala Disdikbud Provinsi Kaltim Rahmat Ramadhan di Samarinda, Minggu, menyampaikan hal ini untuk menepis kekhawatiran publik terkait potensi pemangkasan anggaran yang berdampak pada kualitas pendidikan.
"Kami memahami betul pentingnya menjaga kualitas pendidikan. Oleh karena itu, efisiensi anggaran yang kami lakukan akan menyasar pos-pos yang tidak langsung bersentuhan dengan program prioritas," ujarnya.
Rahmat menjelaskan bahwa efisiensi difokuskan pada pengurangan anggaran perjalanan dinas hingga 50 persen. Langkah ini diambil mengingat perjalanan dinas sering kali memakan biaya yang cukup besar. Selain itu, Disdikbud juga memangkas anggaran untuk belanja alat tulis kantor (ATK) dengan mendorong digitalisasi dokumen.
"Sebelum Instruksi Presiden tentang efisiensi anggaran dikeluarkan, kami sebenarnya sudah melakukan efisiensi dalam penyusunan anggaran. Dengan adanya Inpres ini, kami semakin memperketat pengelolaan anggaran," tambahnya.
Ia menegaskan bahwa program-program penting seperti rehabilitasi sekolah dan pembangunan sekolah baru tidak akan terpengaruh oleh efisiensi ini. Menurutnya, anggaran untuk kedua program tersebut tetap menjadi prioritas utama.
"Kami menyadari bahwa infrastruktur sekolah yang memadai sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Jadi, kami pastikan tidak ada pemangkasan anggaran untuk rehabilitasi dan pembangunan sekolah," katanya menegaskan.
Lebih lanjut, Rahmat menyampaikan bahwa sebagian bantuan untuk pembangunan infrastruktur sekolah kemungkinan akan dikelola langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui balai-balai di daerah. Dengan demikian, anggaran tersebut tidak lagi masuk ke dinas di provinsi.
Di sisi lain, Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) Prof Abdunnur turut memberikan tanggapannya terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah menjadi sorotan.
Ia menekankan bahwa program yang ditetapkan oleh presiden ini memiliki tujuan yang mulia, yaitu menjaga kualitas kesehatan masyarakat, khususnya siswa dan mahasiswa.
"Program MBG ini bagus untuk memastikan anak-anak kita, dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, mendapatkan asupan gizi yang cukup. Dengan gizi yang baik, kualitas hidup akan meningkat, dan pola pikir pun menjadi lebih positif," jelas Abdunnur.
Namun, ia mengingatkan agar program MBG tidak mengganggu anggaran untuk program-program lain, terutama yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan.
"Pastinya, perlu ada pengaturan anggaran yang cermat agar semua program dapat berjalan dengan baik," demikian Abdunnur.