Balikpapan (ANTARA) - Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) VI/Mulawarman (MLW) Kolonel Kav Kristiyanto mengatakan Kodam VI/Mulawarman menerjunkan personel untuk memperbaiki kerusakan yang ada di Polres Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang rusak pasca penyerangan.
"Kemarin Pangdam VI/MLW Mayjend TNI Rudy Rachmat Nugraha pergi ke Tarakan dan memberikan bantuan serta memerintahkan Danrem 092 di Kaltara untuk segera mengirimkan anggotanya terutama anggota Yonif 13 yang lebih dekat dengan lokasi Polres Tarakan melakukan perbaikan," jelas Kapendam di Balikpapan, Rabu (26/2).
Seperti yang terlihat dalam video amatir yang tersebar di berbagai media sosial, penyerangan oknum TNI di Polres Tarakan tersebut mengakibatkan sejumlah fasilitas mengalami kerusakan, seperti kaca pecah dan sebagainya.
"Untuk itu, mereka diperintahkan kesana untuk memperbaiki kembali," ujar Kristiyanto.
Ia menuturkan pasca penyerangan tersebut, sebanyak 20 oknum TNI dari Yonif 614 dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan.
"Untuk hasil penyelidikan secepatnya bisa diketahui, apakah masuk unsur pidana atau bukan, nanti dari Subdenpom yang menentukan," jelasnya.
Kristiyanto menjelaskan, kejadian itu bermula dari adanya pengeroyokan yang dilakukan oleh lima orang oknum polisi kepada satu anggota TNI di salah satu kafe di Tarakan pada Sabtu malam.
"Pasca pengeroyokan itu, sesama Komandan regu (Danru) bertemu untuk melakukan mediasi awal," ujarnya.
Mediasi awal tersebut sebenarnya telah memberikan titik terang dimana anggota Polres Tarakan tersebut bersedia memberikan uang kompensasi Rp10 juta yang direncanakan untuk pengobatan.
Kendati demikian, hingga Minggu malam tidak ada kejelasan untuk kompensasi tersebut meskipun telah dikomunikasikan kembali melalui sambungan telepon.
"Namun jawaban yang diberikan dari anggota Polres tersebut tidak menyelesaikan masalah dan justru menyebabkan salah faham," katanya.
Hal itu membuat emosi personel TNI lainnya, sehingga terjadi penyerangan di markas Polres Tarakan pada pukul 22.00 WITA.
Lanjut Kristiyanto, dalam penyerangan itu, ada lima anggota Polres Tarakan mengalami luka-luka dan harus dibawa menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Jusuf di Tarakan untuk mendapatkan perawatan medis.
"Kemarin Pangdam VI/Mulawarman dan Kapolda Tarakan sempat menjenguk mereka yang ada di RSUD Tarakan," terangnya.
Kristiyanto menyebutkan, untuk anggota Polres yang sebelumnya menjalani perawatan di RSUD Tarakan saat ini hanya tersisa dua orang yang masih menjalani perawatan dan tiga lainnya sudah bisa pulang.
"Mereka rata-rata mengalami lukai jahitan," tuturnya.
Pada kesempatan lain Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa TNI dan Polri tetap solid meskipun terjadi insiden penyerangan di Mapolres Tarakan oleh sejumlah oknum prajurit TNI pada hari Senin (24/2).
"Saya kira Pangdam (Pangdam VI/Mulawarman Mayor Jenderal TNI Rudy Rachmat Nugrah) dan Kapolda (Kapolda Kalimantan Utara Irjen Pol. Hary Sudwijanto) sudah mengambil langkah-langkah yang diperlukan. TNI dan Polri tetap solid serta terus bekerja sama dalam menjaga dan mengawal negeri ini," ujar Kapolri Jenderal Pol. Sigit dalam keterangan yang diterima di Jakarta.
Jenderal Pol. Sigit menekankan bahwa insiden tersebut tidak akan mengganggu hubungan baik antara TNI dan Polri sebagai aparat penegak hukum.
Lebih lanjut jenderal bintang empat tersebut juga mengimbau seluruh pihak untuk terus menjaga solidaritas dan sinergisitas antara TNI dan Polri.
Kapolri menegaskan bahwa kerja sama yang telah terjalin harus makin diperkuat di berbagai sektor.
"Kami selama ini sudah menjalankan berbagai program bersama, termasuk mengawal kebijakan pemerintah, menjaga ketahanan pangan, serta melaksanakan tugas di lapangan. Ke depan sinergisitas dan solidaritas ini harus terus ditingkatkan," terangnya.
Kapolri melanjutkan, "Saya kira masing-masing komandan sudah memahami hal ini. Kami juga sepakat dengan Panglima TNI untuk terus menjaga serta meningkatkan sinergisitas yang sudah ada," katanya.