Samarinda (ANTARA) -
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) gencar melakukan sosialisasi dan menggandeng berbagai pihak dari lintas sektor (linsek) dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit difteri di wilayah tersebut.
"Saat ini kami sedang berkolaborasi menyamakan persepsi dengan berbagai pihak terkait, seperti Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta pemangku kepentingan lainnya," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kaltim Fit Nawati di Samarinda, Jumat.
Menurut dia, kolaborasi tersebut bertujuan untuk memastikan penanganan difteri lebih terpadu dan efektif. Pihaknya mengajak semua pihak untuk bekerja sama agar penanganan difteri lebih cepat dan tepat sasaran.
Fit Nawati jua menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam pencegahan difteri.
"Kami menggandeng kader PKK, kader posyandu, dan berbagai elemen masyarakat untuk menyebarkan informasi terkait difteri," ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar memanfaatkan berbagai sumber informasi yang tersedia, termasuk media sosial, untuk meningkatkan pemahaman tentang difteri.
"Informasi mengenai difteri, termasuk gejala dan pencegahannya, dapat diakses dengan mudah melalui berbagai media. Kami berharap masyarakat aktif mencari informasi dan menyebarkannya kepada orang lain," katanya.
Lebih lanjut, Fit Nawati menjelaskan bahwa gejala difteri antara lain sakit tenggorokan, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Penderita difteri juga dapat mengalami nyeri saat menelan.
"Meskipun difteri dapat menyebabkan komplikasi serius, namun penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi," ucapnya.
Fit Nawati mengimbau masyarakat untuk memastikan status imunisasi diri dan keluarga, terutama anak-anak. "Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk mencegah difteri," ujarnya.
Terkait sistem rujukan pasien, Fit Nawati menjelaskan bahwa sistem rujukan BPJS Kesehatan berjenjang dan berdasarkan wilayah. Rujukan dilakukan secara bertahap, mulai dari puskesmas, kemudian rumah sakit tipe C, D, dan terakhir tipe B.
"Sistem rujukan ini bertujuan untuk memastikan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatannya," kata dia.
Fit Nawati juga menyoroti pentingnya pemilahan pasien yang akan dirujuk. Petugas kesehatan harus dapat memilah pasien mana yang perlu dirujuk dan mana yang tidak.
"Rujukan hanya dilakukan jika kondisi pasien memerlukan penanganan lebih lanjut yang tidak dapat ditangani di faskes tingkat pertama," tuturnya.
Terkait penanganan kasus difteri di Kaltim, Fit Nawati menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan angka kematian. Pihaknya berharap tidak ada peningkatan kasus terkait difteri dan dapat segera ditangani dengan baik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes Kaltim gencar sosialisasi cegah difteri