Balikpapan (ANTARA) - Kota Balikpapan Sebagai beranda dari Ibu Kota Nusantara (IKN)terus berupaya meningkatkan keamanan obyek wisata agar wisatawan merasa dilindungi serta meninggalkan kesan saat berwisata di kota tersebut.
"Wisata di Balikpapan ini bukan lagi milik kita saja, tapi sudah milik nasional, dengan adanya IKN Balikpapan menjadi wadah mereka untuk berwisata, tentu kita perlu meningkatkan pengamanan," kata Camat Balikpapan Timur, Mustamin saat membuka program SIAP di Pantai Cemara, Balikpapan Timur, Sabtu (21/9).
Ia mengatakan, SIAP merupakan akronim dari Sistem Integrasi Aman Pariwisata (SIAP) yang menjadi salah satu program dari Forum Duta Wisata Manuntung Balikpapan (FDWB). FDWB sendiri berada di bawah naungan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (DPOP) Pemerintah Kota Balikpapan.
"Melalui program ini, kami merumuskan peningkatan keamanan dan keselamatan di tempat wisata yang terintegrasi dengan Basarnas dan pihak kepolisian," jelas Vania Dzakirah best performance FDWB 2024 yang menjadi pelaksana program SIAP.
Vania berharap program tersebut dapat membantu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang sebentar lagi bakal kebanjiran wisatawan untuk memberikan imbauan serta mengantisipasi adanya kejadian yang tidak diinginkan di obyek wisata.
"Kami harap program ini dapat memberikan imbauan dan mengantisipasi kejadian-kejadian kecelakaan yang ada di tempat wisata," kata Vania.
Melalui program SIAP tersebut FDWB menyiapkan papan imbauan yang dilengkapi kode batang yang menjelaskan langkah-langkah bila terjadi insiden di tempat wisata.
"Di pembukaan program ini juga ada penyuluhan dari Pengamanan Obyek Vital (PAM Obvit) Polda Kaltim, serta juga ada pelatihan dari Basarnas Balikpapan," ungkapnya.
Selain itu, salah satu bagian dari program ini, FDWB juga menyiapkan peralatan keselamatan yang dibutuhkan di obyek wisata seperti pelampung dan lain sebagainya.
"Ini masih dalam tahap uji coba untuk dimaksimalkan, maka hanya ada tiga tempat dulu yaitu di Pantai Cemara, Bamboe Wanadesa, dan Hendrawisata Manggrove dulu sebelum menyasar tempat wisata lainnya," ujar Vania.
Sementara itu, sebagai narasumber pelatihan yakni Mujiono selaku Penata Kelola Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas 1A Balikpapan (Basarnas Balikpapan) mengharapkan dari program ini pengelola wisata bisa memiliki kemampuan yang mumpuni dalam penyelamatan.
"Sehingga penanganan dasar di tempo awal bisa bisa dilaksanakan secara internal, Bila 10 menit tidak bisa dilakukan internal maka lakukan secara terpadu seperti memanggil kepolisian maupun Basarnas," katanya.
Menurut Mujiono, kegiatan ini adalah cikal bakal untuk memperkuat pengamanan Pokdarwis di Kota Balikpapan untuk menyambut letak Kota Balikpapan sebagai beranda IKN yang berpotensi meningkatkan wisatawan.
"Balikpapan ini kan pintu gerbang IKN, jadi butuh sekali sistem seperti ini," katanya.
Mujiono menilai Balikpapan kini sudah mulai menjadi pasar tempat wisata, beragam obyek wisata terdapat di kota minyak ini, tidak hanya di pantai namun ada juga di sungai, hutan dan perbukitan.
"Dari sejumlah tempat wisata itu, yang memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi adalah di kawasan pesisir atau wisata pantai," kata Mujiono.
Sementara Kepala DPOP Balikpapan Cokorda Ratih Kusuma yang diwakili oleh Sekretaris Dinas DPOP Abdul Majid menyambut positif program tersebut karena keamanan adalah aspek pertama yang harus dilakukan untuk pengembangan obyek wisata.
Dia menuturkan dalam 7 sapta pesona wisata itu yang pertama adalah aman, menurutnya aman menjadi yang utama bukan tanpa sebab mengingat bila obyek wisata itu tidak memiliki rasa aman maka 6 sapta pesona wisata lainnya akan gugur.
"Sapta pesona wisata itu, yang pertama aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan, bila tidak aman tidak mungkin wisata itu dikatakan ramah, juga tidak bisa menimbulkan kenangan, artinya aman ini memegang peranan cukup besar" ujarnya.
Majid menyebutkan, di Balikpapan terdapat 26 Pokdarwis dan semuanya memiliki tantangan yang berbeda, untuk saat ini di pantai Manggar dan dan Lamaru sudah memiliki Kamaladu yaitu pengamanan laut dan darat.
"Untuk yang lain kita kerja sama dengan Pam Obvit yang sering keliling tempat wisata dan berkoordinasi dengan kita terkait dengan pengamanan dan keamanan di tempat wisata, sehingga kita bisa sampaikan hal-hal yang rawan terjadi di obyek wisata," jelasnya.