Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Kalimantan Timur, resmi meluncurkan Pusat Kolaborasi One Health (OHCC) pertama di Pulau Kalimantan.
"OHCC ini menjadi yang ke-8 di Indonesia, setelah Universitas Airlangga, Universitas Syiah Kuala Aceh, Universitas Udayana Bali, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Hasanuddin Makassar, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Cendrawasih Papua," sebut Rektor Unmul Prof Abdunnur usai meresmikannya di Samarinda, Kamis.
Peluncuran OHCC Unmul ditandai penandatanganan nota kesepahaman bersama dengan Indonesia One Health University Network (INDOHUN).
Menurut Abdunnur, Kalimantan Timur dikenal dengan hutan hujan tropis dan keanekaragaman hayati yang penting bagi keseimbangan ekosistem.
Namun, pemindahan ibu kota negara ke wilayah ini menimbulkan perhatian terhadap tata air, perubahan iklim, flora dan fauna, serta pencemaran lingkungan.
"Deforestasi dan fragmentasi habitat meningkatkan risiko penularan penyakit seperti malaria dengan mengubah habitat vektor nyamuk," ucap Abdunnur.
Disampaikannya bahwa pendekatan One Health menjadi solusi untuk mengatasi kompleksitas ini. One Health mengintegrasikan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan dalam satu kerangka kerja.
Abdunnur menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjaga ekosistem Kaltim, terutama sebelum Ibu Kota Nusantara dibangun secara paripurna.
OHCC Unmul didirikan di bawah induk Fakultas Kedokteran berkolaborasi dengan INDOHUN dalam proyek One Health Workforce-Next Generation (OHW-NG), didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Pusat kajian kesehatan ini bertujuan menjadi wadah kolaboratif yang merangkul seluruh Kalimantan Timur, termasuk daerah prioritas sekitar IKN seperti Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.
Abdunnur berharap OHCC Unmul dapat menjadi wadah pemikir bagi pemerintah lokal dalam memitigasi kemunculan penyakit dari penularan hewan atau zoonosis, perubahan iklim, dan deforestasi yang berdampak signifikan terhadap ekosistem.
"Keberadaan OHCC Unmul mendukung penguatan program kesehatan manusia dan hewan di Ibu Kota Nusantara," kata Abdunnur.
Koordinator INDOHUN Prof Agus Suwandono optimistis OHCC Unmul mampu memberikan pemahaman teknis bagi tenaga kesehatan dan calon tenaga kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
"Kita tidak mengetahui kapan pandemi berikutnya akan terjadi, tetapi mesti disiagakan sedari kini," ujar Agus.
Dia menambahkan, berdirinya OHCC Unmul menjadi bukti nyata kemitraan yang efektif antara berbagai pihak dalam menjaga keseimbangan ekosistem Kaltim.
Lebih lanjut, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek Prof Sri Suning Kusumawardani mengapresiasi peluncuran OHCC Unmul.
“Terbentuknya OHCC Unmul menggerakkan pendekatan One Health di perguruan tinggi dalam upaya menanggulangi permasalahan kesehatan di wilayah yang memerlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah daerah," ungkap Sri.