"Huma Betang Umai merupakan bahasa Suku Dayak yang berada di lokasi IKN yang artinya bangunan sebagai seorang ibu yang mampu mengayomi, pelindung, pemberi dan pemelihara," kata Daliana Suryawinata yang merupakan arsitektur pembangunan Istana wapres di IKN.
Ia mengatakan di Nusantara, terutama Istana Negara membutuhkan tipologi yang berakar dari arsitektur tradisional. Arsitektur tradisional Indonesia kaya dengan rumah panggung.
"Jadi konsep rumah panggung ini diangkat ke dalam konsep Istana Wakil Presiden, dan juga konsep rumah panjang yang merupakan ciri khas Kalimantan," jelas Daliana usai peletakan batu pertama.
Ia menjelaskan konsep rumah panjang sangat penting, berada di atas puncak bukit, dan atapnya itu besar dimana diterjemahkan sebagai seorang ibu yang menaungi.
Lanjutnya, di atapnya itu nanti diisi oleh panel energi matahari, panel surya yang memenuhi untuk keseluruhan energi bangunan yang di desain untuk hemat energi.
Dia menerangkan, istana ini juga mengusung konsep hybrid cooling (pendingin hibrida) sebagai pendingin udara yang menurutnya hemat energi. dan memaksimalkan sirkulasi udara silang.
"Jadi dengan orientasi bangunan yang mengikuti arah matahari, sumbu barat timur, pemanasan juga berkurang, sehingga energi yang dibutuhkan untuk mendinginkan bangunan juga menjadi kurang jadi kita ingin supaya di masa depan itu bangunan-bangunan nusantara itu hemat energi dan tidak konsumtif," terangnya.
Menurutnya Daliana, hal tersebut penting untuk lingkungan, tapi juga untuk kesehatan pengguna bangunan dan kenyamanan.
Direktur Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti menambahkan, pembangunan Istana Wakil Presiden akan dilakukan dua tahapan dimana tahap pertama dilakukan pembangunan istana, kantor, hunian dan bangunan penunjang yang akan diselesaikan pada Agustus 2025.
"Lalu selanjutnya di tahap kedua kami akan melaksanakan lelang kembali.” ujarnya.
Diana optimis pembangunan rampung sesuai target pada Agustus 2025, sesuai dengan harapan Wapres Ma'ruf Amin yang nantinya sudah bisa digunakan saat hari kemerdekaan Republik Indonesia 2025.
"Dengan dimulainya pembangunan Istana Wakil Presiden ini, pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjadikan Nusantara sebagai pusat pemerintahan yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat administrasi, tetapi juga sebagai contoh dari pembangunan kota yang modern, cerdas, dan berkelanjutan," tuturnya.
Diana mengungkapkan, bila dilihat dari data teknis, Istana wapres di IKN imemiliki luas lahan sebesar 148.417 meter persegi dengan luas bangunan 32.061 meter persegi dan memiliki kontrak selama 450 hari, mulai Mei 2024-Agustus 2025.
"Istana tersebut dibangun oleh PT Adhi Karya, dan Penta Architecture dengan nilai kontrak Rp1.457.000.000.000 atau Rp 1,45 triliun," katanya.