Penajam Paser Utara (ANTARA) - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) tengah mengkaji 350 dokumen komitmen awal untuk kerja sama (letter of intent/LoI) dalam pembangunan di Kota Nusantara, ibu kota negara masa depan Indonesia.
"Saat ini sudah sekitar 350 Lol yang diterima OIKN dan tengah dikaji," ungkap Kepala OIKN Bambang Susantono di Penajam, Jumat.Proses kajian dilakukan secara detail untuk memberikan kerja sama yang saling menguntungkan, lanjut dia, terutama dalam pembangunan Kota Nusantara.
Pembangunan Kota Nusantara diharapkan terus berjalan lancar dan sesuai target yang telah ditetapkan, serta memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Kemudian juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, mendorong pemerataan ekonomi untuk mencapai Indonesia emas pada 2045.
Total investasi yang telah masuk untuk pembangunan Kota Nusantara tahap satu mencapai lebih kurang Rp47,5 triliun, jelas dia, dengan porsi investasi swasta mencapai sekitar Rp35,9 triliun dan dan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kisaran Rp8 triliun.
Dana pembangunan Kota Nusantara pada sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur itu disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih kurang Rp466 triliun dengan hitungan sekitar 19-20 persen berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan kisaran 80 persen melalui investasi.OIKN optimistis akan lebih banyak lagi investor yang menanamkan modal jangka panjang dalam pembangunan Kota Nusantara pada 2024, dengan target lebih kurang Rp100 triliun hingga akhir tahun ini yang berasal dari swasta maupun BUMN.
Kota Nusantara dibangun dengan perencanaan yang matang berdasarkan kajian dan studi, kata dia, dan diskusi dengan berbagai ahli di bidangnya agar masyarakat yang tinggal di ibu kota negara baru Indonesia itu betah dan nyaman.
"Kota Nusantara dibangun menjadi kota yang enak dan layak dihuni, serta menyenangkan," tambahnya.Konsep yang bakal diterapkan di Kota Nusantara direncanakan dengan matang, OIKN mencari metode kajian metodologi dan teori yang relevan mewujudkan konsep itu, kata Bambang Susantono.