Samarinda (ANTARA) -
Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Rusman Ya’qub, mendorong semua pihak bidang pendidikan untuk memberikan perhatian kepada guru-guru bimbingan konseling (BK) di satuan pendidikan.
"Beberapa waktu lalu, kami bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim serta Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN) Kota Samarinda membahas pemenuhan guru BK di Kaltim yang sampai saat ini relatif kurang," kata Rusman di Samarinda, Selasa.
Dia menyayangkan persepsi yang menganggap segala problematika siswa sekolah hanya menjadi tanggung jawab guru BK.
Menurutnya, setiap guru mata pelajaran seharusnya turut serta dalam membantu menyelesaikan masalah siswa.
"Problem sosial siswa saat ini semakin bervariasi dan kompleks," ujar Rusman yang menambahkan arti penting penanganan persoalan siswa secara terintegrasi.
Baca juga: Ribuan guru se-Kaltim rayakan HGN di Kutai Kartanegara
Dia mengusulkan pembentukan klinik konseling yang dikelola langsung oleh dinas pendidikan. Klinik itu diharapkan dapat menangani masalah-masalah krusial yang tidak bisa diselesaikan oleh satuan pendidikan.
"Harapan saya, kami dapat menemukan solusi dan rekomendasi untuk meningkatkan eksistensi profesi bimbingan konseling di Kaltim," ujarnya tentang pembahasan bersama Dikbud Kaltim dan ABKIN Samarinda.
Rusman juga akan mengusulkan pembentukan ruang konseling sebagai bagian dari revisi Peraturan Daerah Pengelolaan Pendidikan.
"Terinspirasi dari persoalan itu, kami akan memastikan setiap satuan pendidikan wajib memiliki ruang konseling yang memadai," katanya.
Jumlah guru BK di sekolah-sekolah di Kaltim, lanjutnya, seringkali tidak sebanding dengan jumlah siswa yang harus ditangani. Contohnya, di SMK Negeri 15 Samarinda, hanya ada lima guru BK untuk ribuan siswa. Di SMP Negeri 2 Samarinda, situasinya serupa dengan hanya dua guru BK.
Rusman mengatakan kondisi ruang konseling yang tidak proporsional untuk guru BK dan siswa, seperti di SMK Negeri 15, dimana ruangannya hanya berukuran 2,5 x 4 meter, tidak cukup untuk menampung kebutuhan ribuan siswa.
"Dengan adanya perubahan dan peningkatan fasilitas serta dukungan terhadap profesi bimbingan konseling, siswa di Kaltim dapat menerima bantuan yang lebih efektif dalam menghadapi berbagai masalah sosial yang mereka alami," ujar Rusman. (Adv/DPRD Kaltim)