Deretan perkantoran berarsitektur Kutai yang megah dengan halaman luas tertata rapi memunculkan aura kejayaan Kesultanan Kutai ratusan tahun silam. Bentang sunagi Mahakam yang membelah kota melengkapi keindahan Tenggarong, Ibu Kota Kutai Kertanegara.
Di sepanjang bantaran Mahakam terbentang taman pedestarian yang ditumbuhi aneka pohon rindang nan asri menambah keindahan panorama Kota Tenggarong yang kini terus berbenah merajut asa menuju kota yang bersih, sehat, rapi dan indah.
Sejatinya Pemerintah Kabupaten Kutai Kertanegara di bawah kepemimpinan Rita Widyasari, "srikandi" Kutai Kertanegara yang menjadi bupati perempuan pertama di Kalimantan Timur ini memiliki komitmen yang kuat untuk mempercantik kota di tepian Mahakam.
Tekad mewujudkan Tenggarong menjadi kota indah dan bersih itu ia awali dengan mengerahkan seluruh karyawan bergotong royong memungut sampah. Bahkan "ratu" Kutai memimpin langsung dan memungut sampah serta mengecat trotoar.
Pada Sabtu (5/4) Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari didampingi Wakil Bupati HM Ghufron Yusuf, Komandan Kodim 0906 Tenggarong Letkol Inf Dendi Suryadi, seta Ketua Forum Kabupaten Sehat Kukar Abrianto Amin, turun kejalan membersihkan kota Tenggarong.
Acara bersih-bersih kota tersebut juga diikuti seluruh staf Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kukar, Perbankan, Organisasi Kemasyarakatan, hingga warga. Sehingga pagi itu seluruh jalan utama di Kota Raja Tenggarong ramai oleh warga yang memungut sampah.
Ratusan warga, karyawan dan para pejabat berbaur memungut sampah, mengecat pinggiran trotoar dan pangkal pohon-pohon penghijauan, memotong rumput liar, hingga menanam pohon.
Abrianto, selaku koordinator mengatakan pihaknya membuat peta lokasi yang menjadi tanggung jawab masing-masing SKPD.
"Jadi tidak ada tumpang tindih lokasi yang dibersihkan SKPD, sehingga sekitar jalan utama di Tenggarong ini dibersihkan merata," katanya.
Rombongan Bupati Rita sendiri berjalan sambil memungut sampah dari Pendopo atau rumah dinasnya, melintasi pasar Tangga Arung, kemudian melewati jalan Pesut, hingga turun di taman sekitar jembatan Kutai Kartanegara.
Meski jalan pesut tanjakannya cukup panjang, namun Bupati perempuan pertama di Benua Etam itu tampak tak sedikitpun mengeluh, bahkan selalu menyapa orang-orang yang sedang gotong royong bersih-bersih kota.
Rita mengatakan ia menginginkan kegiatan bersih-bersih tersebut rutin dilaksanakan, dimuali dari Tenggarong, agar kecamatan-kecamatan lainnya juga mencontoh.
Hal tersebut, menurut Rita, merupakan upaya untuk menggugah kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, supaya bisa mengelola sampah dengan baik, agar lingkungan bersih, rapi dan indah.
"Kita sebagai abdi masyarakat, memberi contoh dengan kegiatan ini supaya masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, dan menjalankan prilaku hiup bersih," ujarnya disela-sela acara gotong royong memungut sampah.
Upaya tersebut, kata Rita, juga tak terlepas dari keinginan agar Tenggarong meraih Adipura.
Namun penghargaan itu, menurut Rita, bukan tujuan akhir. Yang penting adalah masyarakat bisa menjalankan prilaku hidup sehat. Sederhana saja, jangan buang sampah sembarangan.
Komitmen untuk mewujudkan "Tenggarong Kota Berseri" itu nampaknya tak sekedar retorika. Pemerintah kabupaten yang mengusung visi "Gerbang Raja", Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera ini bertekad mewujudkan komitmen itu.
Larangan membuang sampah di sembarang tempat di Kota Tenggarong nampaknya tak sekedar imbauan, tetapi akan diberlakukan secara ketat dan akan dipantau Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP).
Kamera CCTV
Untuk memantau perilaku masyarakat membuang sampah pada tempatnya, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara akan memasang kamera Televisi Sirkuit Tertutup atau Closed Circuit Television (CCTV).
Kamera CCTV itu akan dipasang di tempat-tempat umum, diantaranya di taman pedestrian sepanjang turap Mahakam, Timbau dan Tenggarong.
"Saya akan meminta Satpol PP untuk memasang dan memantau CCTV itu nanti," kata Bupati Kutai Kertanegara Rita Widyasari, pada kegiatan bersih-bersih kota Tenggarong, Sabtu (5/4).
Pemasangan kamera CCT itu ia lakukan, karena hingga kini masih ditemukan sampah, seperti puntung rokok dan kemasan minuman di taman pedestrian yang menjadi salah satu pilihan favorit warga untuk bersantai.
Upaya tersebut, menurut Rita akan didukung dengan Peraturan Daerah yang akan segera diberlakukan, sehingga siapa yang membuang sampah sembarangan akan dikenakan sanksi.
Untuk itu Rita mengimbau, siapa saja yang memanfaatkan taman pedestrian untuk bersantai atau melepas penat agar menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, apalagi membuang ke sungai.
"Kalau tempat sampahnya jauh, dipegang atau disimpan dulu sampahnya sampai nanti ketemu tempat sampah baru dibuang," katanya menambahkan.
Ajakan untuk melaksanakan pola hidup sehat dan sadar kebersihan itu, menurut Rita, agar keinginan untuk mewujudkan Tenggarong bahkan Kabupaten Kutai Kertanegara menjadi daerah yang bersih, sehat, rapi dan indah akan terlaksana.
"Seharusnya kita memiliki rasa malu kalau buang sampah sembarangan. Ini juga menunjukkan bahwa kita orang beriman, karena kebersihan itu sebagian dari iman," kata Rita Wdyasari.
Gotong membersihkan kota yang digalakkan Pemerintah Kabupten Kutai Kertanegara ini nampaknya tak sebatas mengejar Adipura. Namun yang paling penting adalah membiasakan warga berprilaku hiudp sehat dan bersih.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kutai Kartanegara Fida Hurasani mengatakan pada dasarnya seluruh jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mengawali gotong-royong membersihan Kota Tenggarong dari sampah dan mengecat trotoar untuk memberikan contoh kepada warga.
"Dengan cara ini untuk membuka peluang dan memberikan contoh kepada masyarakat dari setiap Rukun Tetangga (RT) yang ada di Kecamatan Tenggarong berperan aktif melakkan kegiatan gotong-royong," ujarnya.
Tak dapat dipungkiri warga RT yang ada Kota Tenggarong jarang melakukan tradisi gotong royong membersihkan sampah. Bahkan. Apakah zaman sudah berubah di Kota Tenggarong ini, kenapa warga kurang peduli melakukan kegiatan gotong-royong khususnya untuk membersihkan lingkungan masing-masing.
"Kami sempat menjumpai di lapangan pada saat kami ingin menggiatkan program Gotong-Royong malah Ketua RT pergi dengan alasan ada urusan lain. Sebetulnya kami Satpol PP tidak menghendaki lebih, dampingi kami saat melakukan kegiatan gotong-royong membersihkan lingkungannya," kata Fida.
Kondisi di Kota Tenggarong cukup memprihatinkan, drainase yang tersumbat oleh sedimen sampah. Karena itu keterlibatan warga untuk bersama-sama membersihkan sampah akan lebih baik, karena mereka yang lebih mengetahui kondisi wilayahnya masing-masing.
Belum lagi persoalan adanya warga yang menimbun drainase yang membangun rumah. Dalam hal ini diperlukan peran dari Ketua RT untuk mendampingi meminta persetujuan kepada pemilik bangunan untuk membongkar timbunan tanah yang menutupi drainase tersebut.
"Kalau tanpa persetujuan pemilik bangunan, nantinya muncul persoalan. Langkah yang kami lakukan, bertujuan membantu masyarakat agar wilayahnya tidak tergenang banjir," kata Fida.
Upaya itu untuk mendukung perjuangan Pemerintah Kabupaten Kutai Kertanegara meraih piala Adipura yang merpakan simbol kota sehat dan bersih.
"Apa yang kita lakukan ini untuk mendukung kebijakan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari dalam rangka meraih Piala Adipua," katanya.
Piala Adipura itu merupakan simbol, namun bisa dilihat lebih jauh lagi bahwa simbol itulah yang nantinya menciptakan suasana Tenggarong nyaman, indah dan tertib.
"Jangan sampai baru turun hujan dengan durasi satu jam, di titik-titik tertentu banjir. Untuk membuat drainase lancar rumusnya jelas, yakni air akan mengalir ke tempat lebih rendah menuju Sungai. Jika tergenang banjir, berarti ada sumbatan di drainase," ujarnya.
Untuk itu draenase perlu dibersihkan dari tumpukan sampah agar aliran air lancar, sehingga tidak meluap ke permukiman penduduk dan menggenangi jalan.
"Maaf jangan sampai Tenggarong bernasib seperti Kota Samarinda yang sering dilanda banjir. Kita sama terletak di bantaran Sungai Mahakam. Pembersihan sampah di setiap drainase inipun juga perlu melibatkan masyarakat Tenggarong, dalam artian jangan membuang sampah di drainase," kata lanjutnya.
Sejatinya komitmen Rita Widyasari, "Srikandi Kutai Kertanegara mewujudkan Tenggarong kota "Berseri" (bersih, sehat, rapi dan indah tak sekedar retorika dan Piala Adipura tak mustahil diraih.(*)
