Balikpapan (ANTARA) - Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud minta masyarakat setempat untuk berhemat air dalam menghadapi kemarau karena saat ini kondisi waduk-waduk penampung air baku untuk produksi air bersih sudah berkurang cukup banyak.
“Kami mengimbau warga agar bila pakai air sehemat mungkin. Kita juga berdoa mudah-mudahan segera ada hujan,” kata dia di Balikpapan, Minggu.
Ia mencontohkan ketinggian air di Waduk Teritip saat ini ada di titik 19,8 meter, sedangkan biasanya 21,50 meter.
Wali Kota Rahmad beserta sejumlah staf dan para pemimpin Perusahaan Daerah Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB), selaku produsen air bersih untuk warga "Kota Minyak" --sebutan Balikpapan-- meninjau Waduk Teritip dan Waduk Manggar. Dua waduk itu penampung air baku untuk dijadikan air bersih dan dikirim ke rumah-rumah warga.
Kedua waduk itu adalah waduk tadah hujan. Airnya bertambah hanya bila hujan turun di atasnya. Oleh karena fenomena El Nino di Samudera Pasifik, hingga September 2023 berakhir, belum ada lagi hujan lebat turun di "Kota Minyak" tersebut.
Direktur Operasional PTMB Anang Fadliansyah mengatakan ketinggian air di Waduk Manggar dan Teritip telah di bawah ambang batas normal.
Ketinggian normal air Waduk Manggar 10,3 meter dengan daya tampung mencapai 12 juta meter kubik. Saat ini air waduk menyusut hingga ketinggian 8,30 meter.
“Air di Waduk Manggar ini bisa kita ambil hingga sisa ketinggian air 5 meter. Di bawah itu tidak bisa lagi,” kata dia.
Oleh karena itu, saat ini pihaknya mencari alternatif tambahan sumber air baku, di antaranya air dari Waduk Samboja, Kutai Kertanegara.
Dalam peninjauan ke Waduk Teritip, Wali Kota Rahmad Mas’ud juga mendapat penjelasan petugas monitoring waduk dari Balai Wilayah Sungai IV Kementerian PUPR M. Saleh.
Perusahaan Daerah Tirta Manuntung Balikpapan mendapatkan air bersih dari sejumlah sumber air baku. Selain Waduk Teritip dan Waduk Manggar, juga terdapat sejumlah sumur dalam.