Balikpapan (ANTARA) - Biro Sumber Daya Manusia Kepolisian Daerah Kalimantan Timur (SDM Polda Kaltim) melaksanakan tes psikologi bagi anggota Polisi Kehutanan (Polhut) dan Polhut Pembina lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim.
“Ujian atau tes ini terbatas bagi yang berminat memegang senjata api non organik Polri,” kata Kepala Bagian Psikologi Biro SDM Polda Kaltim Komisaris Polisi (Kompol) Imam Suhadak M.Psi, di Balikpapan, Selasa.
Menurut Imam, kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa calon pemegang senjata api non organik Polri tersebut memiliki kualifikasi psikologis yang sesuai dan memadai sebagai seorang anggota polisi kehutanan.
“Memegang senjata api adalah tanggung jawab besar yang mengharuskan pemegangnya memiliki kestabilan emosi, kecermatan, serta komitmen yang tinggi terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat,” kata Kompol Imam.
Tes ini juga merupakan syarat mutlak bagi calon pemegang senjata api dan merupakan seleksi kelayakan bagi mereka. Tes ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan penyalahgunaan senjata api akibat tidak stabilnya mental dan emosi yang bersangkutan.
Dengan tes itu juga diharapkan diketahui kondisi psikologis para polhut sehingga dapat dipertimbangkan kelayakannya memegang bedil atau pistol.
Pada kesempatan itu juga Bagian Psikologi Biro SDM Polda Kaltim memberikan apresiasi atas partisipasi dan kerjasama yang baik dari para anggota Polisi Kehutanan (Polhut) dan Polhut Pembina lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim selama pelaksanaan tes psikologi.
Tes psikologi calon pemegang senjata api ini berlangsung di Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Kaltim, Selasa, 25/7. Sebanyak 40 Polhut dan Polhut Pembina mengikuti kegiatan ini.
Beragam senjata api digunakan Polhut untuk mengamankan hutan dari perambah liar atau pun dari pemburu satwa dan tanaman dilindungi. Diantaranya adalah PM-1 A1, yang merupakan modifikasi dari PM-1, senapan mesin buatan Pindad dari model Beretta M12 buatan Italia. Di kalangan Polhut senapan ini disebut ”semprotan baygon” dan kemudian menjadi senjata legendaris Polhut.
Ada juga pistol CZ-83 buatan Republik Ceko yang kini menjadi senjata khas Polhut Indonesia. CZ-83 menggunakan peluru kaliber 7,65X17 mm atau 32 ACP dalam magasin berisi 15 peluru. Jarak tembak efektif 30 meter.
Senjata-senjata ini lebih sebagai senjata untuk perlindungan diri daripada sebagai senjata untuk menyerang.