Samarinda (ANTARA) - Industri perhotelan di Kalimantan Timur (Kaltim) tengah bersiap menghadapi tantangan dan peluang menyongsong Ibu Kota Nusantara (IKN), dengan salah satu fokus utama adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar mampu memberikan pelayanan berstandar internasional.
Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Kaltim Wied Paramartha di Samarinda, Selasa, mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi SDM perhotelan melalui berbagai program sertifikasi.
"Kami terus melanjutkan program-program sertifikasi kompetensi bagi SDM yang ada di perhotelan. Ini merupakan tugas kami yang berkelanjutan," ujar Wied.
Wied menjelaskan bahwa program sertifikasi ini penting untuk menghadapi persaingan menyongsong IKN. Standar kompetensi yang tinggi menjamin kualitas pelayanan sehingga mampu bersaing dengan hotel-hotel berjaringan internasional.
"Dengan sertifikasi ini, kami berharap kompetensi karyawan bisa mencapai standar internasional," tegasnya.
Lebih lanjut, Wied menyoroti pentingnya kolaborasi antar-asosiasi dalam meningkatkan kualitas SDM dan mengembangkan inovasi di sektor pariwisata.
"Yang sangat dibutuhkan itu kolaborasi dengan teman-teman asosiasi lain mulai dari sektor UMKM, pelaku pariwisata hingga agen perjalanan untuk membuat inovasi yang berdampak pada ekonomi kreatif," katanya.
Wied juga menyoroti peran pemerintah dalam mendukung peningkatan sektor pariwisata. Ia berharap pemerintah dapat memfasilitasi forum diskusi antar-asosiasi untuk merumuskan standar kompetensi SDM perhotelan.
"Harapan kami sebagai pemangku kebijakan, dibuat forum untuk memutuskan standar kompetensi yang dibutuhkan," ujarnya.
Terkait okupansi hotel di Kaltim, Wied menyebut tidak ada peningkatan signifikan menjelang akhir tahun.
"Secara okupansi, dari tahun ke tahun tidak ada pergerakan signifikan. Artinya, dari minggu ketiga bulan Desember sudah turun," jelasnya.
Wied memantau tren ini sejak 2021. Menurut dia, tingkat hunian pada Desember cenderung menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
"Okupansi pada Desember ini sudah agak landai, tidak seperti pada November, Oktober, September, dan Agustus," katanya.
Ia menjelaskan bahwa penurunan ini dipengaruhi oleh berakhirnya kegiatan kementerian dan pemerintah di akhir tahun.
"Faktornya karena kegiatan-kegiatan kementerian dan pemerintah sudah mulai habis," katanya.
Wied memperkirakan tingkat hunian hotel di malam tahun baru akan berkisar di angka 80-90 persen.
Wied optimistis IKN akan membawa dampak positif bagi industri perhotelan di Kaltim. Namun, ia juga menyadari adanya tantangan yang harus dihadapi.
"IKN akan membawa peluang besar, tetapi juga tantangan. Kita harus siap menghadapinya," katanya.
Ia berharap pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dapat bersinergi untuk memaksimalkan potensi IKN dan meningkatkan kualitas pariwisata di Kaltim.