Samarinda (ANTARA) - Perbaikan kinerja lapangan usaha pertambangan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan IV 2022 yang tumbuh positif sebesar 5,74 persen, dengan tren positif yang diikuti
penyaluran kredit sebesar Rp32,5 triliun.
"Kredit pertambangan Kaltim pada triwulan IV 2022 tercatat tumbuh sebesar 74,73 persen (yoy) atau senilai Rp32,5 triliun, lebih tinggi dari nilai kredit pada triwulan sebelumnya yang tercatat Rp31,5 triliun," ujar Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kaltim Ricky Perdana Gozali di Samarinda, Rabu.
Dilihat dari risiko penyaluran kredit, maka untuk kredit kurang lancar (non-performing loan/NPL) masih tercatat rendah pada angka 0,44 persen. Bahkan, angka itu tergolong sangat rendah karena di bawah ambang batas (treshold) sebesar lima persen.
Ricky mengatakan lapangan usaha pertambangan sepanjang 2022 tumbuh menguat dibandingkan 2021, yakni 3,49 persen (yoy), melanjutkan perbaikan dari 2021 yang tumbuh 2,28 persen (yoy).
Baca juga: Kaltim ekspor nonmigas 13,29 miliar dolar Januari-Juni
Kenaikan kinerja lapangan usaha pertambangan didorong oleh peningkatan produksi seiring dengan kenaikan harga batu bara sejak triwulan IV 2021, serta peningkatan volume ekspor ke sejumlah negara tujuan.
Kenaikan volume ekspor batu bara secara total, lanjut Ricky, didorong oleh kenaikan pertumbuhan volume ekspor ke China, Korea Selatan, dan sejumlah negara di ASEAN.
Sementara, ekspor batu bara ke India mengalami kontraksi akibat diskon harga dari Rusia menyusul dampak geopolitik sebagai pemasok ke negara di Asia selatan itu.
Namun, Ricky menilai Indonesia masih memiliki pembeli potensial dengan permintaan yang tinggi, seperti China, Korea Selatan, dan ASEAN.
"Kenaikan permintaan itu utamanya didorong oleh harga batu bara Internasional, sehingga mendorong korporasi batu bara untuk mengoptimalkan produksi," kata Ricky.
Baca juga: Kaltim ekspor nonmigas 11,44 miliar dolar periode Januari-Mei
Kinerja pertambangan dan penyaluran kredit Kaltim tumbuh positif
Rabu, 19 Juli 2023 18:48 WIB