Samarinda (ANTARA Kaltim) - Subsektor tanaman pangan merupakan usaha di bicang pertanian terbanyak yang digeluti masyarakat Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) berdasarkan angka tetap hasil sensus pertanian atau Sensus Tani (ST) 2013 yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS).
"Berdasarkan hasil pencacahan lengkap ST2013, diketahui jumlah rumah tangga yang menggeluti bidang tanaman pangan di Kaltara sebanyak 24.387 rumah tangga, dari total usaha pertanian di daerah ini mencapai 44.735 rumah tangga," ujar Plh Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Achmad Zaini di Samarinda, Rabu.
Ia mengatakan, usaha pertanian dalam arti luas di posisi kedua terbanyak setelah subsektor tanaman pangan adalah hortikultura yang sebanyak 20.955 rumah tangga yang mengusahakan, disusul usaha peternakan yang terdapat 18.358 rumah tangga.
Sementara itu, usaha kehutanan merupakan subsektor yang paling sedikit memiliki rumah tangga usaha pertanian, yaitu hanya terdapat 8.164 rumah tangga.
Menurut dia, rumah tangga usaha pertanian di Kaltara pada 2013 mengalami kenaikan sebanyak rumah tangga, yakni dari 38.948 rumah tangga berdasarkan ST2003 menjadi 44.735 rumah tangga berdasarkan ST2013. Sensus Tani tersebut digelar setiap 10 tahun sekali.
Ia mengatakan, dari perubahan usaha pertanian di Kaltara tersebut, berarti terjadi rata-rata kenaikan sebesar 10 persen per tahun.
Menurut dia, secara absolut kenaikan terbesar terjadi di subsektor peternakan dan kenaikan terendah di subsektor kehutanan, yaitu masing-masing naik sebanyak 5.618 rumah tangga dan 2.561 rumah tangga.
Apabila kenaikan tersebut dilihat secara persentasi, katanya, maka subsektor kehutanan merupakan kegiatan yang mengalami kenaikan paling besar selama 10 tahun terakhir yang mencapai 45,71 persen, sedangkan hortikultura menjadi subsektor dengan tingkat kenaikan terendah yang hanya 17,77 persen.
Dia mengatakan, jumlah rumah tangga petani gurem, atau rumah tangga usaha pertanian yang hanya menguasai lahan kurang dari 0,5 hektare, di Provinsi Kaltara pada 2013 sebanyak 6.343 rumah tangga.
Komposisi terbanyak berada di Kota Tarakan yang sebesar 2.131 rumah tangga, disusul Kabupaten Bulungan sebesar 1.796 rumah tangga, Kabupaten Nunukan sebesar 1.659 rumah tangga, sedangkan komposisi rumah tangga petani gurem terkecil berada di Kabupaen Tana Tidung yang terdapat 344 rumah tangga.
Dibandingkan dengan kondisi tahun 2003, maka jumlah rumah tangga petani gurem pada 2013 mengalami penurunan.
Jika pada 2003 jumlah petani gurem di Kaltara sebanyak 9.084 rumah tangga, maka pada 2013 berkurang menjadi 6.343 rumah tangga atau turun sebesar 30,17 persen.
Penurunan terbesar secara absolut terjadi di Kabupaten Bulungan yang mencapai 3.086 rumah tangga.
Penurunan jumlah rumah tangga petani gurem sebagian besar berasal dari penurunan 1.515 rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan 2000-4999 m2 dan penurunan 1.383 rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan 1000-1999 m2.
Selain itu, bertambahnya jumlah rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan kurang dari 30.000 m2 yang sebanyak 3.982 rumah tangga juga turut menyumbang terjadinya penurunan jumlah rumah tangga petani gurem secara keseluruhan pada 2013. (*)