Samarinda, (ANTARA Kaltim) -Pertumbuhan perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan III 2016diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar hargaberlaku, nilainya mencapai Rp125,3 triliun.
"PDRB Kaltim diukur berdasarkanharga berlaku memang sebesar Rp125,3 triliun, tetapi jika dihitung berdasarkanharga konstan, maka nilainya sebesar Rp109 triliun," ujar Kepala TataUsaha (TU) Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim Achmad Zaini di Samarinda,Jumat.
Kinierja ekonomi Kaltimpada triwulan III 2016 mengalami peningkatan 0,83 persen ketimbang triwulan II,namun jika dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015 mengalami penurunan 0,12persen (years on years).
Secara kumulatif,lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Kaltim dari periode triwulan 1 hingga triwulanIII 2016 ketimbang periode yang sama 2015 juga mengalami penurunan hingga 0,81persen.
Dilihat dari sisiproduksi, laju pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan III 2016 secara years onyears dipengaruhi oleh penurunan kinerja pada sektor lapangan usaha pertambagandan penggalian yang terkoreksi minus 2,85 persen.
Sektor lain yangmengalami kontraksi adalah administrasi pemerintahan yang minus 5,19 persen,kemudian jasa perusahaan minus 4,35 persen, real estate (perumahan) minus 1,46persen, dan jasa keuangan minus 0,28 persen.
"Sedangkan dilihatdari sisi pengeluaran, kondisinya dipengaruhi oleh komponen pengeluarankonsumsi pemerintahan yang mengalami kontraksi cukup dalam hingga minus 28,17persen, kemudian komponen ekspor luar negeri juga minus 15,34 persen,"ujar Zaini.
Ia melanjutkan,pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan I-III 2016 terjadi kenaikan harga padabeberapa komoditas energi batu bara dan gas alam, sehingga hal ini sedikitmemberi kelegaan pada pergerakan ekonomi, meskipun masih jauh lebih rendah daritahun-tahun sebelumnya dan masih dibayang-bayangi situasi tak menentu.
Hal ini juga dipengaruhioleh situasi sosial-politik yang terjadi di dalam negeri. Meskipun ada beberapalapangan usaha yang menunjukkan pergerakan positif khususnya saat Idul Fitridan Idul Adha, namun secara umum belum mampu mengangkat laju pertumbuhanekonomi Kaltim. *