Samarinda (ANTARA) - Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana Samarinda saat ini sudah melayani 161 ribu pelanggan air bersih. Jumlah pelanggan tersebut tersebar di seluruh Kecamatan di Kota Samarinda.
“Pelayanan air bersih kami sampai saat ini sudah mencapai 161 ribu pelanggan. Jumlah tersebut sudah memenuhi 80 persen dari pemukiman warga,” kata Direktur Utama Perumdam Tirta Kencana Nor Wahid Hasyim di Samarinda,Jumat.
Wahid mengatakan jumlah pelanggan tersebut merupakan terbanyak di antara Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur. Faktanya jumlah penduduk di Ibu Kota Kaltim berdasarkan sensus penduduk terakhir sebanyak 827.994 jiwa. Maka wajar jika pelanggan air bersih Perumdam Tirta Kencana mencapai angka 161 ribu.
Dia menyebutkan, dengan jumlah pelanggan sebanyak itu menjadi tantangan pihaknya untuk memaksimalkan pelayanan sebagai satu-satunya perusahaan yang melayani jasa air bersih. Untuk pemenuhan saat ini Perumdam Tirta Kencana sudah memiliki 17 Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) tersebar di beberapa Kecamatan.
“Target kami di tahun 2023 tetap memprioritaskan peningkatan kapasitas dan jumlah instalasi pelanggan sehingga kalau bisa memungkinkan untuk mencapai 90 sampai 100 persen pelanggan di Samarinda,”ujarnya.
Menurut Wahid beberapa wilayah yang belum terlayani dikarenakan beberapa faktor, diantaranya medan tanah yang merupakan perbukitan dan ruang instalasi yang terlalu jauh jaraknya, seperti di Batu Cermin, Tanah Merah dan Loa Tebu.
“Hal Ini masih dicarikan solusinya oleh tim agar daerah tersebut bisa terlayani saluran air bersih,” katanya.
Kemudian prioritas selanjutnya adalah merehabilitasi beberapa pipa induk yang masa usianya sudah tua. Seperti di wilayah Jalan Gunung Cermai dan di simpang Jalan Cendana yang usia pipa sudah mencapai 40 tahunan dan juga kerap kali dilakukan perbaikan.
Selain rehabilitasi pipa air, hal yang rutin dilakukan pihak Perumdam adalah menguras bak penampungan dari IPA. Perihal tersebut untuk menjaga kualitas produksi air bersih yang akan di distribusikan ke pada pelanggan. Sumber air sebagian besar dari sungai sehingga proses pengolahan dan pengurasan berkala juga harus optimal.
“Untuk sumber air bersih sebagian besar berasal dari Sungai Mahakam sebanyak 90 persen. Untuk 10 persen berasal dari air dari hulu Sungai Karang Mumus, Bendungan Benanga Lempake, dan Sungai Bengen,” ujar Wahid.