Balikpapan (ANTARA) - Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Mulawarman mengunjungi Kilang Balikpapan dan melihat langsung berbagai proses yang selama ini diberikan teorinya di bangku kuliah.
“Saya melihat langsung menara distilasi dan ternyata ukurannya besar sekali,” kata Revy Aditya (22).
“Kami juga dibawa ke bagian baru yaitu RFCC dan melihat beberapa alat-alatnya, begitu juga di area CDU dan HVU,” kata Muhammad Rizky Nur Kholik (21).
RFCC merupakan unit pengolahan residu menjadi produk bernilai tinggi. Unit yang diharapkan beroperasi di tahun 2024 ini dirancang memiliki kapasitas produksi sebesar 90.000 barrel per hari.
CDU atau crude distilation unit adalah bagian di mana minyak mentah ‘direbus’, diolah dalam proses distilasi sehingga jadi terpisah-pisah dari penyusunnya yang untuk seterusnya diolah lagi menjadi bahan bakar yang diinginkan.
Proses HVU (High Vacum Unit) adalah proses pemisahan fraksi minyak bumi dengan menggunakan tekanan udara di bawah tekanan atmosfer (atm) atau kurang dari 1 atm dengan tujuan mengolah minyak berat yang fraksi-fraksinya tidak dapat dipisahkan pada kolom CDU. Sebagai pembanding, tekanan udara pada 0 meter dari permukaan laut adalah 1 atmosfer.
Kunjungan pada akhir pekan lalu ini diikuti oleh 35 mahasiswa dan didampingi oleh dosen. Para mahasiswa juga mendapatkan penjelasan mengenai Pertamina serta operasi yang dilaksanakan di dalam kilang.
“Sekarang yang mengurusi kilang adalah PT Kilang Pertamina International atau PT KPI, yang mengelola 6 kilang di Indonesia,” kata Humas PT KPI Ely Chandra Peranginangin.
Kilang-kilang itu ada di Balikpapan-Kaltim, di Balongan-Jawa Barat, Cilacap-Jawa Tengah, Cepu-Jawa Tengah, Sorong-Papua Barat, dan Dumai-Riau. Bila nanti proyek RDMP selesai, Kilang Balikpapan akan memiliki kapasitas produksi hingga 360 ribu barel minyak per hari dari sekarang 260 ribu barel per hari.
Dengan bisnis yang semakin besar, tentunya kebutuhan akan sumber daya manusia juga akan semakin banyak.
"Semoga para mahasiswa yang ikut dalam kunjungan ini suatu saat dapat bergabung dengan Pertamina," harap Chandra.
"Begitu memang harapan saya, ikut andil berkontribusi di Pertamina ini,” kata Revy Aditya. ***