Balikpapan (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) mempercepat pelaksanaan pembangunan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilovolt (kV) Bukuan hingga ke lokasi pelanggan komersial PT Kalimantan Fero Industri (KFI) di Kutai Kartanegara, Kaltim, sepanjang 25,86 kilometer dengan 35 menara transmisi listrik.
“Kami perhitungkan sudah bisa selesai pada akhir 2022 ini,” kata Senior Manager Operasi Konstruksi 1 PLN UIP KLT Hasmar Tarigan dalam keterangan yang diterima di Balikpapan, Jumat.
PT Kalimantan Fero Industri adalah pengelola unit pengolahan atau smelter nikel yang membutuhkan daya listrik hingga 800 mega volt ampere (MVA). Menurut Tarigan, sebagai tahap awal PLN akan menyalurkan 100 MVA, juga di akhir tahun 2022.
Hal tersebut sesuai dengan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) antara PLN dengan PT KFI pada 31 Desember 2021 lalu.
Hingga saat ini kemajuan pembangunan transmisi sudah mencapai 88,3 persen, di mana semua tower atau menara listrik sudah selesai dan pekerjaan pemasangan kabel sudah dimulai.
“Semua sudah sesuai jadwal,” kata Tarigan lagi.
Menurut Tarigan, penyediaan tenaga listrik untuk konsumen tegangan tinggi adalah prioritas bagi PLN untuk mendukung industri. Hal ini juga sebagai wujud kesiapan Provinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
PLN memperhitungkan di sekitar wilayah IKN akan muncul banyak industri dan sentra ekonomi baru yang membutuhkan banyak energi listrik.
Kalimantan Timur saat ini memiliki daya mampu listrik hingga 911 Mega Watt (MW) dengan beban puncak 501 MW, sehingga ada kelebihan daya 410 MW. Listrik tersebut berasal dari sejumlah pembangkit dalam jaringan distribusi Sistem Mahakam dan Sistem Barito.
Sistem Barito yang pembangkitnya bertebaran di Kalimantan Selatan juga melistriki sebagian Kalimantan Tengah. Sistem Barito dan Sistem Mahakam bersatu di Kuaro-Petung dan menciptakan daya mampu hingga 911 MW tersebut.