Bontang (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bekerja sama dengan PT Kaltim Medika Utama (KMU) menggelar pelatihan dan edukasi tambahan bagi para kader untuk meningkatkan pemahaman terkait stunting, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kapasitas kader Posyandu pada program Pengendalian dan Pencegahan Stunting (PEDALGAS) di wilayah pesisir Bontang, kegiatan berlangsung di ruang Tarmudzi RS PKT, Minggu (19/6/2022).
VP Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PKT Anggono Wijaya, mengungkapkan pelatihan dan edukasi ini merupakan kesinambungan upaya PKT dalam pengendalian dan pencegahan stunting di Kota Bontang, yang terangkum dalam program PEDALGAS.
Program ini digagas sebagai bentuk kepedulian PKT terhadap kesehatan bayi dan ibu hamil khususnya di wilayah pesisir Bontang, mengingat angka stunting yang terbilang masih tinggi dan perlu upaya pencegahan sejak dini untuk meminimalisasi risiko.
"Dengan program ini, diharap angka serta risiko stunting di Kota Bontang bisa ditekan secara maksimal melalui peran kader di seluruh wilayah pesisir Bontang," ujar Anggono.
Program PEDALGAS juga wujud dukungan PKT terhadap pencapaian 17 indikator Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya menghilangkan kelaparan dan segala bentuk mal nutrisi di tahun 2030, serta mencapai kesehatan pangan melalui penurunan angka stunting hingga 40 persen di tahun 2025.
Sasaran program meliputi Kelurahan Loktuan, Guntung, Gunung Elai, Bontang Baru, Bontang Kuala hingga pulau Gusung, dengan fokus tumbuh kembang anak usia di bawah dua tahun serta ibu hamil yang merupakan kelompok rentan terhadap persoalan kesehatan dan gizi.
"PKT sebagai agen pembangunan berkomitmen untuk terus berperan dalam mendukung program pemerintah, khususnya terhadap pencapaian indikator SDGs. Melalui sinergi yang terjalin pada program ini, generasi penerus yang lebih sehat dan cerdas dapat terwujud dengan baik di Kota Bontang," tambah Anggono.
Direktur Utama PT KMU Nurul Fathoni, mengungkapkan pengentasan dan pengendalian stunting merupakan salah satu program nasional yang turut menjadi perhatian RSPKT Group, guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia unggul di Kota Bontang.
Melalui program PEDALGAS, pihaknya pun akan terus berperan optimal mendukung langkah PKT bersama Pemkot Bontang dalam mengidentifikasi dini risiko stunting, sehingga dapat dilakukan pencegahan dengan melibatkan kader posyandu di seluruh wilayah pesisir.
"Sinergi yang terjalin dalam program ini wujud komitmen yang kuat antar seluruh pihak terkait di Kota Bontang, guna mengatasi persoalan gizi pada anak dan ibu hamil agar angka stunting bisa terus ditekan," ungkap Nurul Fathoni.Mewakili Pemkot Bontang, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bontang Jamilah Suyuti, mengapresiasi kesinambungan peran dan perhatian PKT terhadap kesehatan masyarakat, khususnya tumbuh kembang anak yang direalisasikan melalui program PEDALGAS.
Menurut dia, pengetahuan terkait stunting perlu dipahami dengan baik oleh para kader, sebagai bekal awal untuk aksi suplementasi nutrisi di masyarakat dalam percepatan perbaikan gizi bagi bayi dan balita, yang sebelumnya telah dilakukan screening pada tahap awal program.
Hal ini mengingat para kader yang terlibat merupakan ujung tombak dalam pengendalian stunting berbasis masyarakat, yang diharap bisa berperan secara maksimal untuk mengidentifikasi dan melakukan pencegahan.
"Seiring pemahaman dari bekal pelatihan dan edukasi yang diberikan, para kader bisa memaksimalkan peran untuk menekan angka stunting sesuai target Pemkot Bontang sebesar 14 persen di tahun 2024," papar Jamilah.
Dirinya pun berharap PKT dapat terus mendukung Pemkot Bontang untuk optimalisasi pelayanan kesehatan masyarakat, dengan memperluas jangkauan program PEDALGAS yang tak hanya terfokus pada locus pesisir seperti yang telah dicanangkan.
Terlebih aksi perubahan yang terimplementasi pada program ini, merupakan salah satu prioritas nasional yang terus digencarkan Pemerintah hingga daerah.
"Untuk itu kami harap kesinambungan peran PKT untuk melakukan ekspansi program ini, sehingga potensi stunting di Kota Bontang dapat terus kita intervensi secara konsisten dan berkelanjutan," pungkas Jamilah.(*)