Samarinda (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Samarinda berhasil mengamankan pelaku pemerasan kepada seorang pengendara motor yang mengalami mogok dengan mengaku anggota Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Dia langsung mendekati korban dan mengancam dengan menuduh korban bahwa sepeda motor yang digunakan untuk transaksi narkoba. Kemudian pelaku meminta dua unit handphone dan uang sebesar Rp 700 ribu, lalu pergi," kata Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli di Samarinda, Jumat.
Dijelaskan Ary, kejadian tersebut bermula pada Rabu, (1/6/2022) sekitar pukul 02.00 Wita di Jalan KH Harun Nafsi, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir.
Saat itu, pelaku berinisial PM (29) menghampiri korban dengan mengendarai sebuah mobil Avanza KT 1801 MW warna putih milik mertuanya.
"Jadi, mobil yang dia pakai ini milik mertuanya yang dipinjam untuk beraksi. Pelaku ini kami amankan di rumahnya tanggal 7 Juni 2022," katanya.
Berdasarkan keterangan pelaku, ujar Ary pelaku baru satu kali melakukan aksi pemerasan tersebut dengan alasan faktor ekonomi.
“Pengakuan pelaku kepada korban, nanti uang dan handphone akan dikembalikan , sebagai jaminan kalau penyelidikan selesai. Tetapi ternyata tidak dikembalikan dan korban langsung melapor ke kami," jelas Ary.
Dikemukakannya, pelaku juga mengaku tidak memiliki sasaran tertentu dalam melakukan aksinya, melainkan niatnya muncul karena melihat adanya kesempatan.
"Tidak tentu sasarannya, kalau dirasa ada kesempatan dan kebetulan saat itu motor korban mogok. Dia ambil kesempatan itu, niatnya timbul begitu saja," tuturnya.
Dalam kasus itu, Polresta Samarinda berhasil mengamankan barang bukti berupa dua unit handphone dan uang tunai Rp 300 ribu, sedangkan sisanya telah habis digunakan pelaku.
Akibat perbuatannya, pelaku dijerat pasal 368 KUHP tentang pemerasan, dengan ancaman hukuman kurungan penjara maksimal sembilan tahun.