Samarinda (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Muhammad Ikbal mengatakan perlu dukungan serta kesadaran bersama untuk berjuang dalam mensukseskan pertemuan G20 tahun 2022.
“Kesuksesan pertemuan ini sangat berdampak pada hampir seluruh sektor pembangunan yang tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia tapi juga bagi dunia,” katanya di Samarinda, Kamis.
Terutama katanya tanggung jawab kepemimpinan yang selama ini telah diberikan kepada Indonesia sebagai tuan rumah presidensi G20.Tuan rumah harus mampu menunjukkan menjadi penyeimbang ekonomi keuangan dan berbagai sektor di dunia.
Ia mengatakan, G20 merupakan Forum Internasional Indonesia dengan 19 negara di dunia ditambah Uni Eropa sebagai sebuah forum yang membahas ekonomi pada khususnya dan beberapa sektor penting lain dalam proses pembangunan di negara negara berkembang maupun negara maju di dunia.
“Salah satu tema besar yang diangkat dalam pertemuan G20 di Indonesia adalah bagaimana untuk pulih bersama dan kuat bersama dalam pandemi COVID-19 menuju endemi,” katanya.
Menurutnya, pemerintah telah menetapkan tiga prioritas nasional yang ingin dicapai dengan rencana arsitektur kesehatan secara global khususnya transformasi di bidang digital ekonomi. Kemudian masalah kesehatan global serta terkait transisi energi khususnya energi terbarukan.
Ikbal menjelaskan, salah satu yang dirumuskan dalam pertemuan tersebut ialah kesepakatan bersama dalam jalur keuangan yang akan mengupayakan strategi pemulihan ekonomi jangka panjang untuk pencegahan kesiagaan dan respon yang lebih baik untuk potensi pandemi di masa depan.
"Jadi ketika muncul pandemi baru selain COVID-19 maka dunia telah siap dengan struktur keuangan yang telah dirancang dalam G20, sehingga nanti akan lebih bisa menyesuaikan anggaran setiap negara," ucapnya.
Ia menyebutkan, ada beberapa alternatif sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan setidaknya ada empat sektor yakni tenaga air, biomasa, cahaya matahari dan angin.
Ikbal juga mencatat, setidaknya ada empat sektor perkembangan ekonomi digital, yakni transportasi, kesehatan digital, perbankan dan bisnis.
Kemudian penggunaan energi terbarukan dan tidak terbarukan menjadi perhatian penting dalam pertemuan G20 karena memang energi fosil terbesar digunakan di negara G20.
"Sehingga negara yang tergabung dalam G20 bertanggung jawab secara bersama untuk melakukan transisi energi menuju energi baru terbarukan," pungkasnya.