Samarinda (ANTARA) - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Samarinda, Leny Marlina mengatakan tingkat hunian kamar hotel di Samarinda jelang akhir tahun dan tahun baru meningkat rata-rata mencapai 70 hingga 80 persen.
"Angka 70 sampai 80 persen hunian hotel itu biasanya paling lama bertahan dua hari," kata Leny di Samarinda,Senin.
Leny menegaskan walaupun adanya peningkatan hunian kerena momen jelang akhir tahun dan tahun baru, hotel-hotel yang ada di Samarinda tidak pernah menaikkan harga.
"Kita tidak bisa istilahnya memanfaatkan momen tahun baru kemudian menaikkan harga dan setelahnya menurunkan kembali," tuturnya.
Ia pun menyebut tamu-tamu hotel yang berdatangan saat akhir tahun dan tahun baru biasanya berasal dari luar kota untuk berlibur ke Kota Samarinda.
"Rata-rata penghuni hotel dari Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), dan Kutai Kartanegara (Kukar). Sekitar itu aja selama pantauan kita," ungkapnya.
Leny menjelaskan untuk hotel yang banyak diminati di Samarinda, adalah hotel yang sudah berbintang seperti Hotel Mercure, Ibis, Aston, Swissbel, Harris dan Midtown.
Lanjutnya hotel-hotel yang ada di Kota Samarinda menerapkan protokol kesehatan (prokes) tak perlu diragukan lagi karena memang sudah diwajibkan untuk melakukan sertifikasi CHSE.
"Sebelum pandemi pun perhotelan sudah melakukan pengamanan dan kebersihan. Jadi kalau masalah prokes tak usah diragukan, justru di tempat tempat umum lain yang perlu diragukan," tuturnya.
Leny berharap hunian kamar hotel di tahun 2022 bisa terus meningkat dan tamu dari luar kota datang melakukan bisnis lebih intens di Kota Samarinda dibandingkan dua tahun sebelumnya.