Samarinda (ANTARA) - Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim akan terus menggandeng organisasi kewanitaan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) untuk memasyarakatkan atau mengkampanyekan gerakan diversifikasi pangan lokal.
"Menggandeng TP PKK karena memiliki kader hingga tingkat tapak, sehingga dapat langsung ke masyarakat, " kata Kepala DPTPH Kaltim Siti Farisyah Yana saat menjadi nara sumber Dialog Publika dengan tema "Sehat dengan Pangan Lokal, Kenyang Tidak Harus Nasi" di stasiun TVRI Kaltim Jumat (23/4) sore.
Ia mengatakan mengubah pola kebiasaan masyarakat kenyang dengan makan nasi menggantinya dengan bahan pangan lokal non beras dan terigu seperti singkong, pisang, jagung, dan kentang. Hal itu perlu disosialisasikan dan dimasyarakatkan.
Meskipun dalam memasyarakatkan dan mensosialisasikan banyak hambatan seperti kebiasaan makan nasi yang dianggap menunjukkan status sosial ekonomi masyarakat. Anggapan masyarakat saat mengganti kebiasan makan nasi dengan ubi menunjukkan ekonominya menjadi kalangan menengah ke bawah.
"Hal itu perlu diedukasi dan kita beri pemahaman. Salah satunya bekerjasama dengan TP PKK melalui berbagai programnya, " kata Siti Farisyah Yana.
Guna mewujudkan hal itu tentunya masih dihadapkan pada hambatan pendapatan masyarakat secara umum masih rendah, sehingga lebih memilih konsumsi nasi agar kenyang. Sebab mereka yang sudah memiliki pendapatan tinggi otomatis menggantikan kebiasan makan nasi.
Ia menjelaskan kampanye atau gerakan diversifikasi pangan lokal dilakukan sebagai tindak lanjut amanat UU18/2012 tentang pangan dan aturan turunannya PP 17/2015 serta Pergub Kaltim No521 yang diterbitkan Juli 2020 .
Pada prinsipnya mengimbau semua lapisan masyarakat untuk mengganti kebiasaan makan nasi dengan aneka makanan dari pangan lokal minimal satu kali dalam sebulan. Selain untuk membantu ketahanan pangan, juga lebih baik untuk kesehatan.
"Bahkan Pemprov Kaltim mengimbau kepada para penyedia pangan dan catering agar menyediakan aneka produk pangan lokal," katanya.
Sementara Ketua TP PKK Kaltim Norbaiti Isran Noor menyambut baik imbauan terkait keanekaragaman pangan lokal diinstruksikan dari pusat sampai daerah. Membiasakan menyajikan sajian kreatif dan bernilai tambah di masyarakat.
"Ini baik untuk kesehatan karena tidak ada kadar gulanya seperti beras, dan lebih variatif dari singkong bisa menjadi lontong dan mie, kemudian pisang bisa menjadi nasi goreng," katanya.
Norbaiti mengatakan TP PKK Kaltim sudah bekerjasama sejak beberapa tahun lalu yakni sejak awal dirinya menjabat Ketua TP PKK Kaltim. Adapun tindaklanjutnya adalah menyampaikan ke kabupaten/kota dan terus disampaikan kepada para kader di tingkat kelurahan/desa serta RT.
"Respon kabupaten/kota sudah bagus. Buktinya hasil lomba bekerjasama PKK dengan DPTPH menyajikan aneka kudapannya berbeda dan bekal anak sekolah yang kreatif dari bahan pangan lokal," katanya.
Dia kembali mengimbau kepada para ibu rumah tangga untuk terus manfaatkan produk pangan lokal yang ada di sekeliling tempat tinggal.
"Disamping rumah ada pisang dan singkong, tinggal diolah kreatif menjadi pengganti nasi. Kendalanya harus kreatif. Mari bergandengan tangan wujudkan. Jika imbauan 1 bulan minimal satu kali tidak makan nasi ditingkatkan menjadi 1 minggu sekali, " katanya.
Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Kaltim Wiryanto menyebutkan makan tidak pakai nasi pakai pangan lokal sangat baik. Banyak kelebihan dan bisa jadi makanan sehat.
"Kandungan karbohidrat singkong bisa menggantikan nasi. Kandungan zat purin di dalamnya baik untuk penderita gagal ginjal, " sebutnya.
Dailog lengkap: https://www.youtube.com/watch?v=kmMZ9VDVli0&t=18s