Balikpapan (ANTARA Kaltim) - PT Pelayaran Nusantara Indonesia (Pelni) segera membuka rute pelayaran Surabaya-Samarinda-Tanjung Redeb, Kalimantan Timur, mulai 2013.
Tanjung Redeb adalah Ibu Kota Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, sebuah tujuan wisata utama Kalimantan Timur dan pintu menuju Pulau Derawan, kawasan penyelaman terbaik di dunia.
Kapal Motor (KM) Binaiya akan melayani rute baru tersebut, kata Kepala Cabang PT Pelni di Balikpapan, Suaidi, di Balikpapan, Jumat.
Suaidi, menggantikan posisi Sukendra yang pindah tugas ke kantor pusat Pelni di Jakarta sebagai Senior Manager Sumber Daya Manusia.
Suadi menjelaskan bahwa rute baru itu dimulai dari Surabaya, karena banyaknya pendatang dari Jawa Timur ke bagian utara Kaltim. Mereka umumnya bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit, pertambangan batu bara, dan perdagangan.
"Kapasitas kapal 1.500 penumpang. Namun kami belum menentukan harga tiket," katanya.
Di Tanjung Redeb sedang menyiapkan Pelabuhan Tanjung Batu. Pelabuhan yang berasa di tepi Sungai Segah tersebut, Pelni menyiapkan terminal penumpang dan berbagai fasilitas lain yang diperlukan.
"Kami berharap bisa secepatnya rencana ini berjalan karena visi kami mempersatukan Indonesia dengan menghubungkan pulau-pulau yang ada di Indonesia," kata Suaidi.
Pelni juga menyiapkan lima agen untuk melayani pembelian tiket. "Begitu siap, agen-agen ini sudah akan menjual tiket secara online sehingga harga akan sama dimana pun membelinya," katanya.
Rute Samarinda-Tanjung Redeb yang dtempuh dalam waktu 24 jam, sejak tahun 2001, selalu dilayani kapal swasta dan selalu penuh penumpang.
Mengenai tarif kapal, saat ini Pelni mematok nilai Rp400 per mil laut sebagai dasar penentuan harga tiket. Dengan harga itu, misalnya rute ke Pare-pare, Sulawesi Selatan dari Balikpapan, menjadi Rp145.000 untuk jarak tempuh lebih kurang 360 mil laut.
"Dana pas pasan itu terpaksa menu makan di kapal yang tiga kali sehari kami siasati," kata Suaidi. Idealnya, sambungnya, patokannya Rp600 per mil, sehingga penumpang bisa mendapatkan menu yang lebih baik.
"Kami sedang memperjuangkan di DPR, dengan Komisi III dan Komisi V agar bisa disetujui kenaikan tersebut," demkian Suaidi. (*)