Anggota DPR RI Dapil Kaltim Hetifah Sjaifudian mengimbau warga Kaltim tidak mudah terhasut hoaks tentang vaksin COVID-19 di medsos, bahkan warga pun diimbau membantu menangkal hoaks dengan tidak meneruskan kabar bohong tersebut.
"Vaksin COVID-19 tahap pertama sudah tiba di Kaltim dan akan menyusul tahap selanjutnya. Kedatangan vaksin ini pun disertai banyak hoaks yang beredar di medsos, maka warga Kaltim jangan termakan hoaks dan tidak membagikannya," ujar Hetifah dihubungi dari Samarinda, Kamis.
Hoaks yang beredar di medsos antara lain terkait keamanan vaksin buatan Sinovac setelah masuk ke tubuh manusia, termasuk hoaks tentang kehalalan vaksin COVID-19.
Padahal, lanjutnya, vaksin Sinovac telah dinyatakan lulus uji dan evaluasi dari BPOM serta MUI, sehingga vaksin ini dapat dipastikan aman dan halal.
"Untuk itu, saya berharap masyarakat bijak dalam menyerap informasi yang tidak jelas dan tidak takut menerima vaksin. Hanya dengan sikap kooperatif kita, pandemi COVID-19 dapat kita kendalikan," ucap Hetifah.
Vaksinasi COVID-19 akan dilaksanakan dalam 4 tahap mulai Januari 2021 hingga Maret 2022. Untuk tahap pertama, vaksin akan diberikan pada tenaga kesehatan dan petugas publik.
Sedangkan masyarakat umum akan mulai diberikan vaksin secara berangsur pada April 2021. Ia menyatakan vaksin COVID-19 sangat penting untuk menghentikan rantai penyebaran virus corona di Indonesia.
Hetifah yang merupakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI ini pun mengingatkan para para pihak terkait di Kaltim untuk bersiap dalam memfasilitasi proses vaksinasi kepada masyarakat luas.
Proses vaksin COVID-19 yang dimaksud Hetifah adalah mulai dari pendataan, distribusi, serta pelaksanaan yang akan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan berbagai pihak.
Oleh karena itu, katanya, kesiapan serta sinergi yang baik antara pemda, Badan Pusat Statistik, hingga fasilitas dan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan agar pelaksanaannya jelas dan terukur.
Ia juga menyinggung tentang penularan COVID-19 yang terus meningkat akhir-akhir ini disebabkan banyaknya warga yang abai terhadap protokol kesehatan.
"Masyarakat mulai jenuh karena sudah hampir setahun menghadapi pandemi COVID-19. Padahal, justru inilah saat krusial bagi masyarakat untuk tetap terapkan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak)," tutur dia.