Balikpapan, (ANTARA News Kaltim) - Penyebab tenggelamnya KM Surya Indah di Sungai Mahakam di Kampung Seblang, Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, pada Kamis malam (13/9) adalah kebocoran di lambung belakang dekat ruang mesin.
"Bocornya mungkin sekali karena air masuk dengan cepat dan segera menenggelamkan kapal," jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Timur Komisaris Besar Polisi Antonius Wisnu Sutirta, Jumat malam.
KM Surya Indah bertolak dari Dermaga Mahakam Ulu di Samarinda, Kalimantan Timur, menuju Melak, Kutai Barat, lebih kurang 350 km barat Samarinda atau ke arah hulu Sungai Mahakam.
Menurut Kombes Sutirta, hal bocor itu adalah keterangan dari nakhoda kapal, Hermansyah yang saat ini masih ditanyai di Polres Kutai Barat di Melak.
Hermansyah sendiri menyatakan tidak mengetahui penyebab kebocoran yang menimpa kapalnya.
"Itu juga yang masih kami selidiki. Apakah kapal menabrak batang kayu di sungai atau sebab-sebab lain, kami masih cari sebabnya," kata Kombes Sutirta.
Kabid Humas Polda juga menuturkan, bahwa KM Surya Indah tenggelam saat akan merapat ke dermaga Kampung Seblang, dan sesungguhnya di tempat yang tidak terlalu dalam.
"Atap kapal itu masih bisa terlihat dari tepi sungai," ceritanya.
Namun demkian, karena kebocoran terjadi malam hari, yaitu sekitar pukul 21.30 wita Kamis malam (13/9), dan kemungkinan besar terjadi kepanikan, 3 penumpang tewas dan 23 lainnya masih belum ditemukan. Sebanyak 73 penumpang lain berhasil menyelamatkan diri.
Turut tenggelam bersama kapal tersebut 10 buah motor dan kargo seberat 10 ton.
Pencarian korban hilang untuk sementara dihentikan pada Jumat sore pukul 16.00 WITA karena arus deras dan hari mulai gelap. Pencarian akan dilanjutkan pada Sabtu pagi.
"Kami menerjunkan anggota Brimob Balikpapan, Samarinda, Polair, teman-teman Basarnas, prajurit TNI dari Kodim serta masyarakat setempat untuk melakukan pencarian dan penyelamatan. Pagi besok (Sabtu 15/9) kami akan lanjutkan pencarian penumpang hilang," demikian Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Sutirta. (*)