Balikpapan (ANTARA) - Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) oleh Pertamina di Kilang Balikpapan sudah menyerap hampir sebanyak 5.000 tenaga kerja hingga pertengahan tahun 2020.
“Tepatnya 4.583 orang,” kata Manajer Perekrutan dan Pengadaan PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) Widodo Tri Rahardjo, Sabtu.
Dari jumlah itu, tenaga kerja berasal dari lokal Balikpapan sebanyak 1.932 orang, lalu sebanyak 265 orang berasal dari kabupaten dan kota lain di Kalimantan Timur, serta 72 orang dari bagian lain Kalimantan.
Kemudian para pekerja dari berbagai provinsi Indonesia sebanyak 2.269, dan selebihnya sebanyak 45 orang adalah Tenaga Kerja Asing (TKA).
Menurut Widodo, perekrutan TKA dalam proyek ini sebab keahlian mereka dinilai belum banyak dikuasai para tenaga Indonesia. Pihak yang merekrut mereka adalah subkontraktor yang memiliki kewajiban atau kontrak dengan KPB.
Widodo menambahkan, saat ini juga sedang berlangsung pelatihan bagi 40 tenaga kerja yang sebagian besarnya dari Balikpapan. Dalam pelatihan yang berlangsung selama empat bulan itu, para pekerja itu dilatih sejumlah keahlian khusus yang diperlukan dalam tahapan berikutnya pembangunan kilang.
Jumlah tenaga kerja yang direkrut akan terus bertambah seiring dengan kemajuan proyek yang ditargetkan selesai pada 2022 tersebut. Pada saat selesai nanti, Kilang Balikpapan yang saat ini berkapasitas 260 ribu barel minyak per hari akan mampu mengolah hingga 360 ribu barel minyak per hari.
Jumlah itu dipercaya akan mampu mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jadi dan membantu banyak penghematan devisa dan membawa efek berganda bagi perekonomian.
Di sisi lain, menurut Widodo, wabah COVID-19 juga mempengaruhi kemajuan proyek sehingga terjadi keterlambatan dari jadwal hingga 1,7 persen.
“Masih bisa kita kejar karena ini juga baru tahap awal, dan dengan jumlah pekerja yang akan semakin banyak sementara target proyek selesai pada 2023,” jelasnya.