Sampang (ANTARA News Kaltim) -
Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim mengingatkan para
wartawan agar terus meningkatkan profesionalisme dengan senantiasa tetap
berpegang pada kode etik jurnalistik.
"Etika jurnalistik harus diperhatikan, sebab pemberitaan yang tidak memperhatikan etika jurnalistik bisa berpotensi merugikan pihak-pihak tertentu," kata Ketua PWI Jatim Akhmad Munir di Sampang, Senin (9/7).
Munir mengemukakan hal itu saat pelantikan pengurus PWI Sampang bertema "Dengan Semangat Kebersamaan Mari Kita Junjung Profesinalisme Wartawan Menuju Kesejahteraan Umat" di aula PKPN Karta Sampang.
Menurut Munir, pers merupakan pilar demokrasi keempat yang berfungsi sebagai kontrol sosial, menyajikan informasi yang mendidik, juga diharapkan bisa menciptakan suasana yang kondusif melalui pemberitaan yang disampaikan kepada masyarakat.
Ia juga mengingatkan, agar wartawan senantiasa bersikap netral, khususnya saat ada pemilihan kepala daerah (pilkada) seperti yang akan digelar di Kabupaten Sampang tersebut dalam waktu dekat ini.
"Peran media sangat menentukan dalam menciptakan suasana kondusif," kata Kepala LKBN ANTARA Biro Jatim itu menegaskan.
Pengurus PWI yang dilantik adalah Moh Nura dan Nur Kholish, masing-masing sebagai ketua dan sekretaris untuk masa bakti 2012-2015.
Mohammad Nora, wartawan Harian Umum Duta Masyarakat terpilih sebagai ketua menggantikan ketua PWI sebelumnya Agus Surachman, kontributor Metro TV wilayah Madura.
Nora ditetapkan sebagai Ketua PWI Sampang setelah berhasil meraih suara terbanyak mengungguli pesaingnya Ach Bahri, wartawan Harian Bangsa. Ketika itu Nora berhasil mengantongi lima suara, sedangkan Achmad Bahri hanya mengantongi empat suara.
Menurut Nora, profesinalisme wartawan menjadi tema pembahasan pada pelantikan pengurus PWI Sampang, karena selama ini ada sebagian oknum wartawan yang cendrung menyalahgunakan profesinya. Seperti melakukan pemerasan dan praktik lain yang tidak terpuji, melanggar undang-undang dan kode etik jurnalistik.
"PWI Jatim juga menyarankan kepada kami agar persoalan ini segera diatasi. Salah satunya dengan cara melakukan koordinasi dengan instansi terkait," katanya menjelaskan.
Tidak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa PWI Sampang telah berkomitmen akan membantu menyukseskan proses pelaksanaan pilkada di wilayah itu yang akan digelar pada 12 Desember 2012 melalui pemberitaan yang mendidik kepada masyarakat.
"Tapi kita tentunya akan tetap kritis. Dalam artian tidak akan membiarkan begitu saja apabila memang ada bentuk-bentuk penyimpangan yang terjadi di lapangan," ujarnya. (*)
"Etika jurnalistik harus diperhatikan, sebab pemberitaan yang tidak memperhatikan etika jurnalistik bisa berpotensi merugikan pihak-pihak tertentu," kata Ketua PWI Jatim Akhmad Munir di Sampang, Senin (9/7).
Munir mengemukakan hal itu saat pelantikan pengurus PWI Sampang bertema "Dengan Semangat Kebersamaan Mari Kita Junjung Profesinalisme Wartawan Menuju Kesejahteraan Umat" di aula PKPN Karta Sampang.
Menurut Munir, pers merupakan pilar demokrasi keempat yang berfungsi sebagai kontrol sosial, menyajikan informasi yang mendidik, juga diharapkan bisa menciptakan suasana yang kondusif melalui pemberitaan yang disampaikan kepada masyarakat.
Ia juga mengingatkan, agar wartawan senantiasa bersikap netral, khususnya saat ada pemilihan kepala daerah (pilkada) seperti yang akan digelar di Kabupaten Sampang tersebut dalam waktu dekat ini.
"Peran media sangat menentukan dalam menciptakan suasana kondusif," kata Kepala LKBN ANTARA Biro Jatim itu menegaskan.
Pengurus PWI yang dilantik adalah Moh Nura dan Nur Kholish, masing-masing sebagai ketua dan sekretaris untuk masa bakti 2012-2015.
Mohammad Nora, wartawan Harian Umum Duta Masyarakat terpilih sebagai ketua menggantikan ketua PWI sebelumnya Agus Surachman, kontributor Metro TV wilayah Madura.
Nora ditetapkan sebagai Ketua PWI Sampang setelah berhasil meraih suara terbanyak mengungguli pesaingnya Ach Bahri, wartawan Harian Bangsa. Ketika itu Nora berhasil mengantongi lima suara, sedangkan Achmad Bahri hanya mengantongi empat suara.
Menurut Nora, profesinalisme wartawan menjadi tema pembahasan pada pelantikan pengurus PWI Sampang, karena selama ini ada sebagian oknum wartawan yang cendrung menyalahgunakan profesinya. Seperti melakukan pemerasan dan praktik lain yang tidak terpuji, melanggar undang-undang dan kode etik jurnalistik.
"PWI Jatim juga menyarankan kepada kami agar persoalan ini segera diatasi. Salah satunya dengan cara melakukan koordinasi dengan instansi terkait," katanya menjelaskan.
Tidak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa PWI Sampang telah berkomitmen akan membantu menyukseskan proses pelaksanaan pilkada di wilayah itu yang akan digelar pada 12 Desember 2012 melalui pemberitaan yang mendidik kepada masyarakat.
"Tapi kita tentunya akan tetap kritis. Dalam artian tidak akan membiarkan begitu saja apabila memang ada bentuk-bentuk penyimpangan yang terjadi di lapangan," ujarnya. (*)