Jakarta (ANTARA) - Akhmad Munir merupakan sosok pria pekerja keras dan ikhlas yang berhasil menunjukkan bukti bahwa kerja keras dan ikhlas akan membuahkan hasil yang indah.
Bakat dan kegemaran dengan dunia jurnalis "ditemukan" dari suatu keadaan yang membuat alumni FISIP Universitas Jember (Unej) ini, rajin menulis di berbagai surat kabar terkemuka di Jawa Timur ketika itu.
Munir muda aktif menulis artikel di rubrik "Opini Mahasiswa" agar bisa meneruskan kuliah hingga lulus, karena orang tua, yang hanya dengan ibunda Ny. Rukmini (sejak ditinggal ayahnya yang meninggal dunia), sudah tak mampu membiayai kuliahnya lagi.
"Sudah enggak mampu lagi membiayai kamu kuliah. Silahkan cari uang sendiri, atau berhenti kuliah, kata ibu saya," kenang Munir, yang saat itu kuliah di semester VI.
Munir ditinggal ayahnya Fathorasyid sejak SMA kelas 1 (tahun 1982) dan ibunya, hanya ibu rumah tangga biasa yang sehari-hari menjadi tukang jahit pakaian.
Sejak itu, Munir hampir setiap hari menulis artikel di beberapa surat kabar harian yang terbit di Surabaya dan dari tulisan itu, mendapat honor untuk membiayai kuliahnya hingga lulus.
"Satu tulisan artikel saat itu mendapat honor Rp15-25 ribu," katanya.
Naskah artikel yang ditulis dan berhasil dimuat di media-media itu berbagai isu aktual kala itu dari isu sosial, politik, hukum, ekonomi, bahkan seni dan budaya.
Munir muda juga sempat magang bekerja menjadi reporter Radio Suara Akbar Jember, sambil kuliah.
Berangkat dari kegemaran menulis itulah, setelah lulus kuliah, Munir yang merupakan putra kelahiran Madura ini merintis karir di LKBN (Lembaga Kantor Berita Nasional) ANTARA Biro Jawa Timur.
Awal bekerja di ANTARA tahun 1992 diawali dengan menjadi Pembantu Koresponden di Madura, dengan penempatan di Pamekasan, yang honornya kala itu dibayar sesuai dengan jumlah dan nilai berita yang disiarkan.
Kemudian pada tahun 1994, statusnya naik menjadi Koresponden, dengan kontrak nilai tertentu dan target jumlah berita tertentu setiap bulan.
"Kalau enggak salah, kontrak saya waktu itu (tahun 1994) Rp150 ribu dengan target 45 berita setiap bulan," ujar Munir sambil menerawang ke masa silam.
Munir telaten dan sabar menekuni profesi sebagai jurnalis ANTARA, sehingga pada tahun 1998, diangkat menjadi wartawan tetap.
Munir sepanjang karier jurnalistik lebih banyak bertugas di Jawa Timur, dari wartawan pemula hingga menjadi redaktur.
Pada tahun 2008-2009, karirnya sebagai pewarta terus menanjak hingga dipercaya menjadi Kepala Biro LKBN ANTARA Bengkulu.
Pada 2009-Maret 2010, Akhmad Munir dipercaya menjadi Asisten Manajer Pemberitaan LKBN ANTARA Jawa Timur, hingga akhirnya ditunjuk sebagai Kepala Biro di provinsi paling timur Jawa ini pada 2010 hingga akhir 2017.
Kiprah Munir di dunia jurnalistik di Jatim tergolong mulus. Munir pernah menjabat Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim dua periode (2010-2019), ketua Penasihat Serikat Media Siber indonesia (SMSI) Jatim (2015-2020), dan di berbagai organisasi keolahragaan seperti di KONI Jatim (sebagai Ketua Bidang Media 2017-2021), Wakil Ketua KONI Surabaya (2012-2016), dan Sekretaris Umum Persebaya (2006-2012).
Hingga akhirnya, Menteri BUMN Rini Soemarno, pada 12 April 2018 mengangkat Munir sebagai Direktur Pemberitaan untuk masa tugas lima tahun ke depan.
Kemudian, pada 27 Juni 2023, Munir menjabat Direktur Pemberitaan periode kedua ditunjuk Dewan Pengawas (Dewas) ANTARA menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama menggantikan Meidyatama Suryodiningrat, yang dilantik Presiden menjadi Dubes Rumania dan Republik Moldova.